Kejuaraan Dunia Karapan Kerbau Pertama Dalam Sejarah Dilaksanakan di Sumbawa

KabarNTB, Sumbawa – Kalau selama ini lomba Barapan Kebo (karapan kerbau)  hanya dilaksanakan di tingkat lokal dan regional, namun kerapan kerbau yang dilaksanakan di arena karapan Uma Gedong, Sumbawa Besar, NTB, Selasa 29 Agustus 2017, dilaksanakan dalam level dunia, bertajuk ‘Saka Bufallo Race World Championship 2017’.

Sebanyak 205 pasang kerbau  dari 41 tim (masing-masing tim berjumlah 5 pasang kerbau) dari semua kabupaten di Pulau Sumbawa, ikut bertarung dalam kejuaraan dunia Barapan Kebo yang baru pertama kali digelar dalam sejarah olahraga khas Tana Samawa itu. Uniknya, kejuaraan dunia berapan kebo itu akan digelar dalam 10 seri dan pasangan kerbau yang nantinya menjadi juara dengan akumulasi point paling banyak akan ditetapkan sebagai juara dunia.

Selain itu, dari segi aturan lomba, Saka Bufallo Race Word Championship juga diatur berbeda dari lomba karapan kerbau yang umum diselenggarakan masyarakat. Misalnya dari segi aturan permainan. Bila event umum terbagi dalam 8-9 kelas dengan 4 kali balapan, maka di event ini hanya terbagi dalam dua kelas, yakni kelas kerbau kecil dan besar, serta sekali balapan.

Ketua Panitia Saka Bufallo Race Word Championship, H Mustami Hamzah, yang juga Ketua Persatuan Kerapan Kerbau Sumbawa, mengatakan, kegiatan tersebut sengaja dikemas dalam bentuk event kejuaraan dunia, dengan harapaan dapat mendatangkan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Menginggat selama ini telah banyak even kerapan kerbau yang digelar dan terekspos, namun belum dapat menjadi magnet wisatawan.

“Tujuan utamanya adalah promosi wisata. Tidak sekedar menarik minat wisatawan untuk mengenal dan menyaksikan barapan kebo, tetapi juga promosi untuk destinasi wisata lainnya yang ada di Sumbawa yang tidak kalah dengan destinasi wisata di daerah bahkan negara lain,” ungkap H Ilham.

Dikatakannya, sejak 2002 atau 15 tahun lalu, lomba barapan kebo sudah kerap ditayangkan dihampir seluruh stasiun TV atau media cetak, baik event tingkat regional maupun tingkat nasional.

“Mudah-mudahan event tetap 10 seri ini akan menarik wistawan. Perlombaan dibagi dalam dalam 5 zona dan masing-masing akan menyelenggarakan 2 kali perlombaan. Ini penting agar multyplier effect dari kejuaraan dunia ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Apalagi ini merupakan budaya yang unik dan satu-satunya didunia,” beber H Ilham.(JK)

iklan

Komentar