Bupati KSB : Trauma Healing, Penanganan Pengungsi dan Recovery Harus Cepat

KabarNTB, Sumbawa Barat – Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin menegaskan tiga hal dalam dalam penanganan pasca gempa pada rapat evaluasi di posko bencana gempa bumi di KSB, Senin 27 Agustus 2018.

Tiga penekanan tersebut adalah, Penanganan trauma healing (Pemulihan trauma)  harus terus diberikan kepada warga yang menjadi korban gempa 7.0 SR yang mengguncang KSB 19 Agutus lalu. Tim trauma healing beranggotakan Kepala OPD dan pejabat eselon harus tetap aktif. Termasuk bekerjasama dengan tim dari TNI, Polri dan organisasi lainnya.

“Kedua, memastikan yang tinggal di tenda pengungsian adalah warga yang rumahnya rusak parah atau tidak bisa dihuni kembali. Termasuk memastikan data jumlah pengungsi yang ada perjiwa dan dihitung by name by address. Data tersebut sangat penting guna memudahkan jumlah bantuan yang akan didroping dari Kementerian Sosial RI. Kemudian memastikan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan tetap berjalan,” papar Bupati.

Penegasan ketiga bupati, terkait masa recovery dan rekonstruksi pasca bencana  harus berjalan cepat. Pendataan rumah rusak dan diikuti pembersihan puing-puing agar pemilik rumah minimal bisa kembali ke rumah masing-masing.

Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin didampingi Wakil Bupati, Kapolres dan Dandim dalam konfrensi pers hasil pendataan di posko utama penanggulangan bencana gempa Senin sore 27 Agustus 2018

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Kepala Pelaksana memastikan logistik menjangkau seluruh wilayah di KSB. Termasuk agar merata kepada warga yang memang terdampak gempa. Koordinasi dan sinkronisasi harus dilakukan dengan para pemberi bantuan, misalnya dengan PT AMNT. Dimana PT.AMNT akan memberikan 20 unit tenda rangka, terpal 300 unit, WC dan kamar mandi serta tandon yang akan dibangun dan disediakan di posko pengungsian Desa Tepas, Lamunga, Tepas Sepakat, Kuang Busir, Air Suning dan Meraran. Termasuk ada bantuan eskavator serta tim trauma healing.

Kepala BPBD KSB, H. Abdul Azis, menjelaskan, kegiatan belajar mengajar di semua sekolah telah mulai dilaksanakan sejak Senin 27 Agustus walaupun bersifat rekreatif. Kemudian pelayanan dasar kesehatan tetap berjalan dengan baik. Termasuk OPD lain tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Untuk logistik, sejak masa tanggap dararuat pertama tanggal 20 Agustus 2018, semua terdistribusi dengan baik dan merata mulai dari air bersih, selimut, mie instan, beras, terpal dan lain. Untuk air kebutuhan MCK tetap berkoordinasi dengan PDAM dan Dinas Lingkungna Hidup termasuk Dinas PUPRPP,” kata H. Abdul Azis yang juga Sekda KSB.

Dinas Sosial  ditunjuk bupati sebagai koordinator program trauma healing. Sedangkan untuk Rekonstruksi mulai dari pembersihan, penjadwalan pembersihan puing bangunan telah dilaksanakan. Jadwal telah dibuat bersama Kodim 1628/Sumbawa Barat dan Polres Sumbawa Barat. Selain melibatkan TNI-POLRI, seluruh OPD Pemerintah KSB juga terlibat dengan waktu dan lokasi yang berbeda.

Kepala Dinas Sosial KSB, dr. Saifuddin mengatakan trauma healing terhadap korban gempa di KSB dilaksanakan dengan berbagai pihak mulai dari TNI, Polri, DP2KBP3A, PT. AMNT, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Kegiatan pun dilaksanakan dengan dua pola, yakni untuk anak-anak yang dinamakan kegiatan Pondok Anak Ceria Bermain. Sementara untuk dewasa, Dinas Sosial bekerjasama dengan Ikatan Dai Indonesia KSB dan Tim Tuntas Baca Al Qur’an KSB dengan melaksanakan tausiyah atau pengajian.

“Kegiatan ini di luar kegiatan tim OPD KSB dan akan berlangsung selama dua minggu ke depan,” ujar dr. Saifuddin.(EZ/*)

iklan

Komentar