Tiga Potensi Bencana Geologi di Geopark Rinjani, Mitigasi Penting Libatkan Masyarakat

KabarNTB, Mataram – Pelibatan masyarakat dan komunitas dalam menangani resiko bencana geologi dan pemulihannya menjadi salah satu topik yang dibahas pada Simposium internasional Asia Pacific Geopark Network (APGN) 2019 yang digelar di Lombok, NTB.

Salah satu materi bahasan dalam topik ini adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang lingkungan kepada public, promosi geopark lokal sebagai global geopark dan lanskap jaringan gunung api geopark global.

Geopark Rinjani, sebagai tuan rumah APGN 2019, terdampak bencana gempa setahun lalu. Oleh karena itu sangatlah relevan salah satu topik yang dibahas oleh para geolog dari negara-negara di kawasan Asia pasifik itu, yakni penanganan bencana geologi dan pemulihannya.

Para peserta sepakat, pemetaan detail potensi bahaya yang selanjutnya dijadikan dasar dalam mendesign upaya mitigasinya, penting dan mutlak dilakukan. Sehingga ketika terjadi bencana, jatuhnya korban dapat diminimalisir.

Kondisi retakan di Plawangan, jalur pendakian gunung Rinjani pasca gempa tahun 2018 lalu (foto:tnrinjani.id)

Ketua IAGI NTB, Kusnadi menjelaskan ada tiga potensi bahaya geologi di kawasan Gunung Rinjani. Yaitu potensi gempa bumi, tanah longsor dan gunung api. Beberapa pihak seperti DPH Geopark Rinjani-Lombok dan Dinas LHK Provinsi NTB juga menyoroti perlunya managemen kebersihan yang lebih baik di Rinjani.

Sehingga kasus-kasus penumpukan sampai di puncak dapat dihindari kedepannya termasuk aspek sosial ekonomi sebagai sumber penghidupan masyarakat disekitar Rinjani sebagai obyek wisata maupun lainnya.

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Sudiyono menyampaikan, belajar dari kejadian Gempa Bumi tahun 2018, TNGR secara bertahap akan berupaya untuk menyiapkan standar keamanan yang baik untuk pendakian mulai dari safety check sebelum pendakian seperti kesehatan, perlengkapan pendakian sampai pemberian informasi-informasi mitigasi yang penting saat melakukan pendakian.

Begitu juga dengan prosedur tetap dalam upaya evakuasi pengunjung yang mendapatkan masalah dijalur Rinjani yang melibatkan multi pihak. 

“Kami menghimbau travel organizer yang membawa wisatawan dapat lebih terampil dalam mitigasi dan mampu mensosialisasikan kepada wisatawan sebelum melakukan pendakian,” ujarnya. 

Senada dengan Sudiyono, Ketua IAGI-NTB, Kusnadi menambahkan, potensi kejadian gempa bumi besar memang relatif kecil setelah kejadian gempa bumi tahun 2018. Tetapi dengan kejadian gempa bumi itu akan menimbulkan potensi gempa bumi menengah sampai rendah dengan Magnitudo 5 ke bawah, potensi longsor dari retakan – retakan yang telah terbentuk akibat gempa bumi sebelumnya.

“Potensi ini perlu diantisipasi dengan memasang penanda yang jelas dan dalam bentuk yang lebih modern seperti dengan menambahkan QR Code. Sehingga lebih banyak informasi yang bisa diberikan,” saran Kusnadi.

Sementara untuk letusan gunungapi saat ini potensinya hanya dalam radius 1,5 km dari Gunung Barujari sehingga bukan merupakan ancaman yang terlalu serius mengingat pengunjung tidak boleh turun ke danau Segara Anak.

Selain upaya konservasi sebagai bentuk perlindungan terhadap lingkungan, mitigasi bencana dimaksudkan pula perlindungan kepada manusia sebagai pengelola lingkungan. Tujuannya adalah kesejahteraan. Untuk itu, sebagai pola yang berkelanjutan, mitigasi penting dilakukan dengan melibatkan komunitas terkecil di desa sampai dengan penggunaan anggaran Dana Desa dalam RPJMD dan RPJMDes.

Mengacu pada Permendes No. 16 Tahun 2018, prioritas penggunaan dana desa untuk kegiatan Adaptasi dan Mitigasi memberikan kemudahan dalam upaya pengurangan risiko bencana dengan penganggaran melalui dana desa. Minimal 1 % dari dana desa harus dianggarkan untuk upaya pengurangan risiko bencana sehingga tercipta desa tangguh bencana.

Sekaligus juga terciptanya sinergi antara program pemerintah pusat dan pemerintah daerah kabupaten/ kota. Dengan demikian, kelestarian yang terjaga sebagai obyek wisata geopark dapat memberikan kesejahteraan dan mempercepat pemulihan situs geopark jika terjadi bencana.(VR)

iklan

Komentar