Mewujudkan Pemerintahan Terbuka dan Partisipatif Melalui Forum Yasinan

Membaca Surat Yasin setiap malam Jumat merupakan tradisi umum masyarakat Muslim di seluruh Indonesia. Namun di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), tradisi tersebut dijadikan bagian dari program optimalisasi pelayanan dan pembangunan yang disebut Forum Pelayanan Setara Inklusif Andalan (Forum Yasinan).

Hairil W. Zakariah

Seorang warga, memakai kopiah dan baju koko, berdiri menghadap tiang microphone di tengah ruangan. Ia berbicara cukup lantang menyampaikan keluhan tentang kondisi saluran irigasi di sejumlah titik yang rusak dan dipenuhi sedimen. Padahal sebentar lagi akan memasuki musim tanam dan petani membutuhkan air. 

Seorang warga menyampaikan aspirasi kepada Bupati dan jajarannya dalam Forum Yasinan yang diselenggarakan Pemkab Sumbawa Barat, Kamis malam (2/12). Foto : HW Zakariah

“Kami sudah turun ke lokasi bersama pejabat Dinas Pekerjaan Umum. Saat itu pejabat terkait berjanji akan segera diperbaiki, namun sampai sekarang belum dilaksanakan,” ujar warga bernama Syamsuryadi, yang berstatus sebagai ketua kelompok tani itu.

Syamsuryadi menyampaikan aspirasi di Forum Pelayanan Setara Inklusif Andalan (Forum YASINAN) yang dilaksanakan Pemerintah KSB, Kamis malam (2/12/21). Di aula semi terbuka berukuran sekitar 50 meter persegi itu, hadir ratusan warga dari sejumlah desa dan kelurahan se-KSB. Beberapa dari mereka memanfaatkan kesempatan untuk bicara. Keluhan, aspirasi, bahkan kritik tentang kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD), disampaikan secara langsung kepada Bupati dan jajarannya, serta anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang hadir.

Forum Yasinan merupakan inovasi dalam Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). Sejak tahun 2016 Pemerintah KSB resmi menjadikan gotong royong sebagai roh pembangunan dengan terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2016 tentang PDPGR. Salah satu azas PDPGR adalah aspiratif yang diimplementasikan melalui Forum Yasinan. Forum ini diselenggarakan sebagai wadah untuk perencanaan, pengawasan sekaligus evaluasi program pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah.

“Forum Yasinan merupakan wujud pelayanan inklusif, setara dan berkeadilan dengan mengusung semangat transparansi, akuntabilitas dan partisipasi sebagai aktualiasi pemberdayaan gotong royong,” urai Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin saat berbincang dengan kabarntb.com belum lama ini.

Sesi dialog terbuka dan komunikasi dua arah antara pimpinan daerah dan jajarannya dengan masyarakat, menjadi pembeda Forum Yasinan dengan tradisi Yasinan di daerah lain. Semua masyarakat KSB yang terdiri dari berbagai Suku, Ras dan Agama, mendapat kesempatan yang sama untuk hadir. Forum ini bukan sekedar wadah berkumpul, tetapi lebih dari itu juga menjadi ajang silaturahmi antar sesama masyarakat, maupun dengan pimpinan daerah dan jajarannya sehingga terjalin hubungan yang harmonis.

Kehadiran masyarakat per wilayah atau disebut ‘peliuk’ diatur secara terjadwal. Kegiatan diawali dengan sholat magrib berjamaah, membaca Surat Yasin, sholat isya, makan bersama dan baru dilanjutkan dengan dialog. Di Forum Yasinan, semua persoalan yang disampaikan masyarakat akan langsung ditindaklanjuti untuk dituntaskan.  Persoalan yang sama tidak boleh lagi muncul di Forum Yasinan minggu berikutnya.

“Ini untuk memastikan bahwa aparatur pemerintah daerah bekerja cepat dan tepat dalam menuntaskan persoalan masyarakat,” imbuh Bupati.

Forum Yasinan menjadi salah satu perilaku baru pelayanan publik di Kabupaten Sumbawa Barat. Dari forum ini para pejabat sebagai pelayan masyarakat, mendengar dan menindaklanjuti apa yang menjadi masalah dan menyelesaikannya dengan pendekatan kebutuhan masyarakat. Sehingga pembangunan bersifat bottom – up dengan semangat transparansi, akuntable dan partisipatif bisa dicapai. 

“Transparansi di Forum Yasinan bukan sekedar transparan, tetapi termasuk didalamnya kontrol sosial. Masyarakat memiliki ruang untuk menyampaikan langsung (face to face) berbagai persoalan kepada kepala daerah dan jajarannya, jadi bisa langsung ditindaklanjuti dengan aksi. Ini perbedaan mendasar sekaligus keunggulan Forum Yasinan dibandingkan transparansi berbasis aplikasi,” jelas Sekretaris Derah KSB, Amar Nurmansyah.(*)

iklan

Komentar