Dinas Arpus Dokumentasikan Lawas dan Cerita Rakyat dalam Buku Kualitas Premium

KabarNTB, Sumbawa Barat – Bidang Pengembangan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Sumbawa Barat mendokumentasikan Lawas (pantun khas Samawa) dan cerita rakyat Sumbawa Barat dalam bentuk buku.

Penerbitan buku berjudul ‘Serium Lawas Samawa’ dan ‘Tutur Daerah Sumbawa Barat’ itu, menurut Kabid Pengembangan Perpustakaan Dinas Arpus Sumbawa Barat, Ajad Sajadah Amir, merupakan upaya untuk melestarikan Lawas dan Cerita Rakyat agar tetap dikenal terutama di kalangan pelajar dan generasi muda.

Buku Serium Lawas Samawa dan Tutur Daerah Sumbawa Barat

Buku ini juga bagian dari upaya menangkal pengaruh negatif perkembangan pesat tekhnologi informasi bagi anak-anak dan generasi muda.

Lawas dengan berbagai versinya, menurut Ajad mengandung nilai-nilai kearifan lokal, budi pekerti, nasehat dan ukhuwah. Lawas di masa lampau juga menjadi sarana untuk menjalin dan mempererat silaturahmi antar masyarakat.

“Target kami bukan hanya Lawasnya yang tetap lestari, tetapi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Lawas itu juga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sosial masyarakat,” ucapnya, kepada KabarNTB, Senin 19 Nopember 2018.

Sementara untuk buku cerita rakyat Sumbawa Barat, Dinas Arpus mengumpulkan dari cerita-cerita populer yang selama ini sudah familiar di masyarakat. Cerita-cerita karangan pendongeng lokal tersebut, sebelumnya menjadi cerita pilihan dalam lomba bercerita oleh siswa SD – SMP yang telah dilaksanakan Dinas Arpus.

“Kandungannya sama dengan Lawas, ada nilai – nilai kearifan lokal, ketauladanan dan nilai positif lainnya yang ingin kita tanamkan kepada anak-anak sejak dini,” imbuh Ajad.

Untuk penerbitan edisi perdana ini, Bidang Pengembangan Perpustakaan Arpus mencetak sebanyak 1.000 eksamplar buku Serium Lawas dan Tutur rakyat.

Buku yang dicetak dengan kualitas premium itu rencananya akan disebar ke sekolah-sekolah dan perpustakaan di seluruh wilayah KSB agar bisa diakses oleh masyarakat.

Gaya bahasa Lawas yang menarik dan tata bahasa dalam buku cerita rakyat yang dibuat semenarik mungkin diyakini Ajad akan mampu menarik minat semua kalangan untuk membaca buku tersebut.

“Jadi minat baca masyarakat juga diharapkan meningkat,” demikian Ajad Sajadah Amir.(EZ)

iklan

Komentar