Empat Hari Air Macet, Pelanggan Mengeluh, PDAM Membisu

KabarNTB, Sumbawa — Para pelanggan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di PPN Bukit Indah, Kelurahan Seketeng, Sumbawa dan sekitarnya, mengeluh karena sudah empat hari ini suplai air bersih ke wilayah itu macet.

Akibat kondisi itu, warga harus mencari sumber mata air terdekat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, seperti keperluan memasak, mencuci, mandi dan keperluan lainnya.

Indah Dedi Susanto, salah satu warga yang juga Ketua RW 012 PPN Bukit Indah, kepada KabarNTB, Jumat 9 februari 2018, mengatakan, akibat macetnya air PDAM yang disuplai dari sumber air baku Samongkat itu, telah menimbulkan keresahan warga.

Ibu-ibu warga PPN Bukit Indah terpaksa berbagi air yang diambil dari sumur warga di kampung terdekat akibat macetnya suplai air bersih PDAM Sumbawa

“Selain pelanggan di PPN Bukit, pelanggan di BTN Bukit Permai, perumahan Bumi Samawa Resident dan sekitarnya, juga mengalami kondisi serupa,” ungkapnya.

Keresahan warga, kata Dedi, sangat beralasan, karena lokasi tempat tonggal mereka yang berada di dataran tinggi sangat memerlukan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan utama yang harus terpenuhi dalam mendukung kegiatan sehari-hari.

Kondisi itu dianggap bertolak belakang dengan harapan masyarakat sebagai pelanggan.

“Jika pelanggan terlambat membayar iuran, maka tidak segan-segan mereka (PDAM) memberi denda hingga melakukan penyegelan,” cerus Dedi.

Atas kondisi yang terjadi dalam empat hari terakhir, masyarakat, katanya, harus turun ke lokasi terdekat atau ke sumur-sumur di kampung tetangga untuk mengambil air. Sementara PDAM sendiri tidak ada upaya apapun untuk mengurangi kesulitan masyarakat mendapat air bersih sejak suplai air macet.

“Jika ada kerusakan pada jaringan atau yang lainnya, secepatnya harus diperbaiki. Tidak mungkin tidak ada dana atau anggaran yang di dikhususkan untuk pemeliharaan pipa oleh perusahaan yang dibilang sudah sehat tersebut,” kata Dedi.

Ia menyatakan khawatir persoalan ini akan mengganggu aktifitas maupun usaha masyarakat jika terus dibiarkan berlarur.

“Tidak ada pemberitahuan sama sekali kepada masyarakat oleh PDAM sebelum kondisi ini terjadi. Apakah ada kerusakan jaringan atau bencana alam dan lain sebagainya, semestinya ada pemberitahuan agar pelanggan bisa bersiap menghadapi segala kemungkinan,” imbuhnya.

Para pelanggan berharap agar permasalahan ini segera disikapi oleh management PDAM, jika perlu pemerintah turun tangan memfasilitasi suara rakyat yang kesulitan air, karena berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup masyarakat serta dunia usaha yang ada di wilayah PPN dan sekitarnya.

“PDAM dalam hal ini harus memberikan klarifikasi kepada masyarakat sampai kapan kondisi ini berakhir. Itu penting agar masyarakat segera mengambil langkah lain sebagai solusi. Misalnya dengan bersurat ke BPBD dan DINAS SOSIAL untuk meminta pasokan air bersih,” ujar warga lainnya.(JK)

iklan

Komentar