Pengusaha Muda Sumbawa di Bandung Kirim Bantuan Tahap II ke Lombok

KabarNTB, Mataram – Bak air yang mengalir, bantuan bagi warga terdampak yang menjadi korban gempa bumi di NTB khususnya Lombok, terus berdatangan. CEO PT Borsya Cipta Comunika Bandung, Boris Saifullah, seorang pengusaha muda asal Sumbawa yang kini sukses membangun perusahaan kabel optik di Bandung Jawa Barat juga ikut ambil bagian menyalurkan bantuan ke lokasi bencana.

Melalui Perwakilan (PT. BCC) area NTB bekerjasama dengan Yayasan Sumbawa Bangkit (YSB), bantuan jilid II itu diantarkan langsung ke Posko penanggulangan bencana bagi warga terdampak di Lombok Barat.

Sebelumnya, bantuan yang disalurkan oleh PT BCC dan YSB ini tengah disalurkan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada Jum’at 10 Agustus 2018 lalu. Darojatun, Perwakilan PT BCC Area NTB, mengungkapkan, penyaluran bantuan di KLU, prosesnya didampingi langsung oleh Komandan Tagana Kabupaten Sumbawa, Deddy Susanto (posko induk).

Tim dari PTBCC perwakilan NTB sesaat sebelum menyalurkan bantuan ke wilayah terdampak gempa di Kabupaten Lombok Barat

“Alhamdulillah, kami sudah menyalurkan bantuan di dua kecamatan di KLU yaitu Tanjung dan Pemenang. Semuanya berjalan lancar,” ungkap Darojatun kepada www.kabarntb.com, Sabtu malam 11 Agustus 2018, usai mempersiapkan bantuan dikediamannya dan berlanjut ke Kecamatan Gunung Sari dan Batu Layar di Lombok Barat.

Disebutkan Jatun, bantuan yang diserahkan khususnya di Lombok Barat berupa 200 Duz Air mineral, 200 Duz Mie Instan, Selimut 250 Lembar
-Sabun mandi 4 Duz, Minyak Goreng 100 Liter, Obat Obatan, Beras, Pakaian Layak pakai, Pampers Anak-anak dan Susu untuk Balita.

“Insya Allah, Ahad pagi (12 Agustus 2018, Red) kita akan bergerak lagi menyalurkan bantuan yang kedua (Lobar). Sekarang semuanya sedang kita persiapkan. Untuk membawa bantuan ini kita menggunakan mobil box,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Sumbawa Bangkit, Nurdin Ranggabarani menjelaskan berdasarkan pemantauan langsung dilapangan bahwa kondisi terkini khususnya di KLU sangat memprihatinkan. Dimana berbagai infrastruktur habis rusak dan hancur.

“Mulai dari jalan raya, jembatan kondisinya retak. Begitu juga Kantor Bupati KLU, Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah, Kantor DPRD setempat termasuk tempat peribadatan seperti Masjid dan Pura semuanya habis rusak (Rusak Total, Red) termasuk listrik, pasar, irigasi, semuanya sudah tidak dapat difungsikan. Geliat ekonomi juga terpuruk. Kegiatan sosial ekonomi dan kemasyarakatan terhenti,” ujar pria kelahiran asal Sumbawa ini di Mataram.

Setelah melihat secara langsung fakta dilapangan, NR—akrabnya ia disapa memperkirakan bahwa daerah tak akan sanggup menanggung secara keseluruhan kerusakan akibat gempa ini, baik itu melalui APBD Kabupaten/Kota atau KLU sendiri maupun APBD Provinsi sekalipun.

“Kita melihat semua itu berat. Atas dasar itulah yang membuat saya mengusulkan agar bencana lombok ini ditetapkan sebagai bencana nasional. Karena walaupun 3 sampai 4 tahun kedepan kita tidak akan bisa melakukan apapun tanpa keterlibatan APBN (Pusat),” kata Pimpinan Komisi IV DPRD NTB yang juga merupakan politisi asal PPP yang dikenal vocal ini.

“Maka dari itu, sudah saatnya kita saling merangkul dan menyatukan langkah untuk bersama-sama meminta kepada pemerintah pusat agar status bencana lombok ini ditetapkan sebagai bencana nasional,” demikian tambah Nurdin Ranggabarani yang juga akan maju ke Senayan (DPR RI) bertarung melalui Dapil NTB I – Pulau Sumbawa.

Untuk diketahui, berdasarkan data update 10 Agustus 2018 yang dihimpun oleh media ini dari pihak BPBD NTB. Total korban jiwa mencapai 385 orang diantaranya yang dinyatakan meninggal dunia di KLU sebanyak 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Lombok Timur 10 orang.

Selain itu pula, jumlah total sementara pengungsi berjumlah 240.595 orang, fasilitas umum terdampak 429, rumah yang rusak berjumlah 7.384 dan 458 prasarana pendidikan terdampak.(VR)

iklan

Komentar