Proyek Bendungan Bintang Bano di KSB Kejar Target Peresmian oleh Jokowi

KabarNTB, Sumbawa Barat – Meski berat terlaksana, Kontraktor Pelaksana mega proyek bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terus berupaya mencapai target agar bendungan dimaksud bisa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Nopember mendatang.

Pasalnya mega proyek bernilai Rp 1,3 triliyun dengan anggaran yang bersumber dari APBN itu, pesimis bisa mencapai progress maksimal (bisa diresmikan).

“Untuk peresmian di bulan nopember nampaknya berat. Tapi kami terus bekerja maksimal untuk mengejar target,” ungkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Bintang Bano dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1, Agus Gito, kepada KabarNTB di Taliwang, Kamis 28 Juni 2018.

Perihal kedatangan presiden untuk meresmikan Bintang Bano itu dikemukakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya ke Sumbawa Barat pada Nopember 2017 lalu. Saat itu, Menteri Basuki berjanji akan mengajak serta Presiden Jokowi berkunjung ke KSB untuk meresmikan Bintang Bano pada 2018 ini atau bertepatan dengan peringatan Harlah KSB ke XV. Karena itu ia meminta kontraktor pelaksana proyek yang masuk dalam salah satu proyek strategis nasional pemerintahan Jokowi – JK itu untuk menyelesaikan proyek dimaksud dalam tahun 2018 ini.

Gito mengakui kontrak mega proyek Bintang Bano yang merupakan proyek multi years (tahun jamak) baru akan berakhir pada tahun 2019. Tetapi Menteri PUPR menetapkan target penyelesaian lebih awal agar bisa diresmikan presiden.

Pekerjaan fisik mega proyek bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh Kecamatan Brang Rea

“Pak menteri mengatakan kalau bulan Nopember (2018) akan datang ke Bintang Bano dan mengupayakan mengajak presiden untuk diresmikan, sehingga kita diupayakan untuk mengejar target yang direncanakan. Kita sudah berupaya semaksimal mungkin di lapangan untuk mengejar target itu. Tapi kayaknya agak berat,” ujarnya.

Ia mengaku kondisi yang terjadi saat ini menyebabkan pihak pelaksana berat untuk mengejar target. Meski kondisi cuaca di lokasi relative lebih bagus dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, namun kendala utama yang dihadapi adalah terjadinya longsoran pada pembangunan shaft di jalur speelwau bendungan yang membutuhkan penanganan khusus dan waktu yang cukup lama.

“Perlu perlakuan dan penanganan khusus serta kehati-hatian kita karena posisinya tebing yang sangat tinggi dan curam. Keselamatan tetap kita utamakan sambil kita berusaha maksimal,” ungkapnya.

Ditanya soal progress yang telah dicapai saat ini, Gito menjelaskan, ada  dua item proyek di lokasi Bintang Bano, yakni speelway (terowongan pengalihan alur sungai) dan bendungan utama. Saat ini untuk bendungan utama baru mencapai 50,9 persen, sedangkan speelway pada angka 73,8 persen.

“Di Nopember kalau mengejar progress presmian kayaknya berat, kalau pengalihan bisa. Sekitar dua bulan lagi pengalihan sungai bisa. Kalau pengalihan sudah dilaksanakan pekerjaan bisa kita kebut. Kendala sekarang pengerjaan shaft di speelway yang sempit tidak memungkinkan untuk dikerjakan dengan alat yang lebih banyak,” urainya.

Terkait anggaran, tahun 2018 ini untuk speelway dialokasi sebesar Rp 62 miliyar, sedangkan untuk bendungan utama dialokasikan Rp 239 miliyar.(EZ)

iklan

Komentar