Sumbawa, KabarNTB – Agenda Konferensi Mahasiswa se ASEAN atau ASEAN University Youth Summit (AUYS) tahun 2016, membawa sebuah cerita yang tidak biasa. Pasalnya, Noormah, salah seorang peserta AUYS dari Univesitas Utara Malaysia (UUM) berdarah Taliwang, Sumbawa Barat melalui ayahnya yang merantau ke Malaysia pada 1980 lalu.
Gadis berusia 25 tahun yang kini menempuh semester 6 di UUM tersebut mengaku ke depan ingin kembali ke Tana Samawa (Sumbawa) untuk membangun ke tanah kelahiran ayahnya.
Noormah menceriterakan, awal mula ayahnya berada di Malaysia karena kesusahan ekonomi keluarga kala itu. Sehingga ayahnya yang bernama Suharno, mencoba hijrah ke negeri Jiran sebagai perantau.
“Saat itu ayah ku masih bujang. Ayahku anak ketiga dan dia pergi ke Malaysia untuk dan akhirnya menikah di Malaysia. Di Malaysia namanya Abdul Malik, di Taliwang namanya Harno. Ibuku namanya Siti Halimah,” kata anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.
Di Malaysia, keluarga Noormah menetap di sebuah perkebuhan sawit di pedalaman negeri Pahang. Perkebunan tersebut merupakan milik pemerintah yang memberikan masyarakat setempat mengelolanya. Masing-masing kepala keluarga mendapatkan 6 hektar lahan sawit untuk dikelola.
Noormah dengan kecerdasaannya tersebut mendapatkan beasiswa dari pemerintah Malaysia untuk mengikuti pertukaran pelajar di Korea Selatan selama setahun. Kemudian kini dia kembali dipilih menjadi salah satu wakil Malaysia dalam AUYS 2016 di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
“Memang keinginan sendiri untuk melihat kampung halaman ayah dan terpilih dari kampus,” kata Noormah.
Ia mengaku membawa pesan dari ayahnya untuk mencari keluarga di Sumbawa. Hanya saja karena padatnya agenda AUYS 2016 yang hampir tidak ada jeda, sehingga pesan untuk mencari keluarga di Taliwang tidak dapat dilakukan.
Sayangnya, Noormah tidak mengetahui alamat maupun nama dari paman atau kerabat ayahnya di Taliwang Sumbawa Barat.
“Tapi mungkin suatu hari nanti akan kembali ke sini sama ibu aku. Ini yang pertama datang. Orang tua saya pernah pulang waktu saya masih SMP,” ujarnya.
Meski Noormah kerap mendengar ayahnya di rumah menggunakan bahasa Taliwang dan Sumbawa ketika bertemu teman sesama Sumbawa, tapi dia sama sekali tidak mengetahui bahasa Sumbawa.
Kendati menjadi warga Negara Malaysia, Noormah menaruh harapan jika suatu waktu nanti akan kembali ke Sumbawa khususunya Taliwang untuk membangun daerah kelahiran ayahnya.
“Harapan seperti kata ayah saya, saya boleh mencadangkan sesuatu idea untuk membangun Sumbawa yang masih dalam proses. Pembangunan Sumbawa dan Indonesia dengan Malaysia masih jauh. Mudahan ke depan bisa lebih baik,” ujar Noormah sembari membandingkan pembangunan Indonesia dengan Negara asalnya.(K-K)
Komentar