Sumbawa, KabarNTB – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 1 Sumbawa menuai masalah. Disinyalir, per siswa yang ikut UNBK tersebut dimintai uang senilai Rp 100.000.-, uang tersebut untuk membayar kunci jawaban UNBK.
“Kumpul uang Rp 100 ribu per siswa untuk beli kunci jawaban. Sudah beredar di kalangan orang tua tapi rata-rata tidak ada yang komplain,” ungkap salah seorang wali murid yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Menurut sumber tersebut, hal itu sudah terjadi sejak hari pertama UNBK di SMAN 1 Sumbawa digelar dan semua kelas merasakan hal yang sama.
Terkait tudingan tersebut, Kepala SMAN 1 Sumbawa Fahrizal, M.Pd., ditemui di ruang kerjanya, Rabu (06/04/2016) mengaku baru mengetahui informasi yang menyebut praktek jual beli kunci jawaban UNBK tersebut.
“Saya baru tahu dari teman-teman wartawan. Saya kira tidak ada jual beli kunci jawaban UNBK karena hal itu mustahil dilakukan,” ungkap Fahrizal.
Ia memaparkan, jangan kan Kepala Sekolah, mereka (siswa, red) yang langsung berhadapan dengan computer juga tidak tahu apa soal yang akan dihadapi. Namun pihaknya akan mengklarifikasi sejauh mana praktek tersebut terjadi seperti yang diinformasikan kepada wartawan.
Tidak hanya itu sambung Fahrizal, untuk membuka komputer yang digunakan untuk UNBK, siswa harus membuka login menggunakan token yang hanya diberikan menjelang UNBK dimulai.
“Begitu token dikasih, baru siswa masukan password dan sebagainya. Baru mereka akan melihat soalnya masing. Begitu juga dengan proktor yang tidak bisa melihat soalnya, apalagi kalau mau menjual kunci jawaban,” terangnya.
Menurut Fahrizal, jika hal itu terbukti maka sekolah merasa diberatkan. Pasalnya setahun yang lalu mendapatkan piagam indek berintegritas di skala Nasional. Di Pulau Sumbawa, SMAN 1 Sumbawa menjadi satu-satunya sekolah yang berintegritas dengan nilai di atas 92.
Sehingga tandasnya, factor kejujuran akan tetap dipertahankan. Bahkan bila perlu persentasenya akan dinaikan. Apalagi untuk melakukan hal-hal seperti itu pasti dilarang keras. Apalagi dalam 6 tahun berturut-turut secara diam-diam pemerintah pusat menilainya. Rata-rata di atas 92, dipanggil ke Istana Negara karena telah menggelar UN dengan benar dan hasil jerih payah masing-masing.
“Jadi ini yang selalu kami pertahankan. Makanya kalau terjadi hal-hal seperti itu kami kaget jadinya,” aku Fahrizal.
Proktor Utama UNBK SMAN 1 Sumbawa, Agus Surya Pratama, mengaku pihaknya juga baru mendengar adanya dugaan jual beli kunci jawaban tersebut. Karena sampai hari ketiga UNBK digelar, belum mendengar informasi tersebut.
Menurut Agus, terlepas dari berita yang beredar di luar, kemungkinan jawaban juga didapatkan dari mana. Karena proktor juga tidak bisa membaca soal, jangan siswa yang tidak bisa melihat soal sama sekali.
Kalau yang UN tulis ujar Agus, kemungkinan hal tersebut dapat terjadi, tapi dalam UNBK tersebut sangat mustahil untuk dilihat.
“Kalau UN tulis mungkin soalnya dapat dilihat, tapi di sini kami tidak bisa melihat soal,” tambah Agus.
Untuk membuka soal papar Agus, paling cepat 30 menit sebelum UN dimulai. Dalam prosesnya, sekolah yang UNBK diberikan jadwal oleh server di pusat. Di situ, ada keterangan di server, offline, standby dan aktif.
Di hari sebelumnya masih offline dan tidak ada koneksi. Kemudian standby, lalu di hari Jum’at aktif untuk mensinkronkan dengan server di tiga ruangan yang ada selama dua jam, setelah lewat dari dua jam server kembali stanby dan tidak dapat dibuka meski menggunakan token.
“Server baru aktif tepat jam 7 sebelum UNBK dimulai hari Senin. Memang dari sana yang atur, tidak bisa dibuka sebelum jamnya. Jadi soal UNBK untuk anak harus dibuka dengan token, tapi token bisa diambil jam 7 pagi,” terang Agus.
Kemudian di aplikasi siswa, form login masih terkunci secara otomatis. Ketika login, hanya dapat mengerjakan yang berada di tampilan monitor, tanpa ada koneksi internet untuk mengakses informasi lain di internet.(K-K)
Komentar