KabarNTB, Mataram – Mega proyek nasional Global Hub di kabupaten Lombok Utara, berpeluang besar menjadi jalur penting dalam aktifitas perdagangan dunia.
Anggota Komisi Energi DPRRI, Kurtuby, mengatakan, Global Hub yang berada di alur laut (Alki) II, secara geografis sangat strategis dan tidak ada duanya di daerah bahkan negara lain. Kondisi ini ditunjang oleh trend perdagangan dunia yang menggunakan kapal kapal niaga maupun kapal-kapal tanker yang semakin tahun semakin besar ukurannya. Dengan kondisi itu sulit bagi kapal-kapal besar untuk bisa melewati Selat Malaka di Malaysia.
“Kapal-kapal berukuran besar ini, pasti akan mencari alur laut yang aman dan nyaman untuk mengangkut barang barang niaga dari Eropa Barat, Afrika Barat, Australia yang menuju ke Utara seperti China, Jepang, Korea,Taiwan dan seterusnya. Sudah tidak bisa lagi ke depan menggunakan kapal-kapal kecil yang tidak bisa melewati terusan Suez,” beber Kurtubi, kepada KabarNTB di Mataram, Kamis 6 April 2017,
Menurut Kurtubi, saat ini Terusan Panama terus diperlebar untuk mengantisipasi trend angkutan niaga dunia yang menggunakan kapal-kapal besar. Kondisi ini sekaligus menjadi terbuka bagibLombok untuk menjadi pelabuhan Internasional, tempat singgahnya kapal-kapal dari seluruh dunia, sekaligus menjadi kota industri dan kota kilang minyak, sebagaimana Kota Roterdam di Belanda.
“Dengan pelabuhan niaga terintegrasi kilang minyak, menjadi peluang yang sangat bagus untuk memicu pertumbuhan ekonomi jangka panjang di NTB,” imbuhnya.
Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu, mengaku sangat mendukung dan mendorong segera disyahkannya rencana pembangunan Global Hub oleh pemerintah, melalui penerbitan Perpres.
Global Hub menjadi harapan dan masa depan NTB untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan efesiensi infrastruktur energi di Indonesia serta mendukung efesiensi perdagangan dunia.
“Ini adalah proyek yang sangat besar yang memerlukan proses yang tidak gampang. Baik untuk meyakinkan pemerintah maupun investor yang akan membangunnya nanti,” ujar Kurtubi yang merupakan anggota Komisi VII DPR-RI.
Untuk merealisasikan rencana ini kata Kurtuby, tentu tidak mudah, banyak hambatan yang akan dihadapi salah satunya adalah adanya rencana atau isu untuk membangun Terusan Kera di Thailand yang bisa dianggap sebagai pesaing dari Global Hub.
Kendati demikian, Kurtubi mengaku yakin, kalauoun terusan Kera di Thailand tetap dibangun, tidak akan mampu menjadi pesaing besar Global Hub di Lombok, dengan catatan Terusan Suez tidak diperlebar.
“Jadi kapal-kapal raksasa dari Eropa Barat, tanker – tanker raksasa dari Afrika Barat yang menuju Utara pasti dan harus melewati Lombok, tidak bisa lagi melewati Selat Malaka. Ini kesempatan untuk NTB dalam jangka panjang untuk kesejahteraan rakyat,” demikian Kurtubi. (Yus)
Komentar