Lagi, Kontraktor Cetak Sawah Tahun 2017 Dituntut Perbaiki Jembatan Rusak

KabarNTB, Sumbawa – Pemerintah Desa Jotang Beru, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa kembali menuntut PT Lombok Arya Guna Jaya (PTLAGJ) dan PT Gunung Iku (PTGI), kontraktor pelaksana proyek cetak sawah baru tahun 2017 untuk segera memperbaiki jembatan Kokar Kebo yang ambruk (rusak parah) akibat dilalui alat berat perusahaan itu.

Peristiwa ambruknya jembatan Kokar Kebo yang menjadi penghubung menuju Dusun Tero, Desa Jotang Beru itu terjadi pada 27 September 2017 lalu. Penyebabnya adalah mobilisasi alat berat (eksavator) untuk kegiatan pencetakan sawah baru diwilayah Desa Jotang Beru yang dilaksanakan PTLAG dan PTGI.

ksb

Ini merupakan yang kedua kali pihak pemerintah desa setempat menyuarakan kondisi jembatan dimaksud melalui media massa, karena hingga sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan akan dilakukan oleh kedua perusahaan itu.

Kondisi jembatan penghubung Dusun Tero Desa Jotang Beru yang ambruk dan tidak bisa dilalui akibat dilalui alat berat kontraktor pelaksana cetak sawah baru tahun 2017

Penjabat Kepala Desa Jotang Beru, Mukhlis S.Pd mengatakan, akibat robohnya jembatan tersebut akses dari dan menuju Dusun Tero putus total. Kondisi ini membuat aktifitas sosial ekonomi masyarakat menjadi sangat terganggu.

“Kami khawatir jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat (emergency) yang dialami masyarakat bisa terhambat karena akses yang sulit sehingga menimbulkan korban,” kata Mukhlis, kepada KabarNTB, Senin 9 April 2018 via telepon.

Pemerintah desa dan masyarakat Dusun Tero, katanya, telah berupaya agar PT LAGJ dan PTGI segera bertanggungjawab memperbaiki jembatan yang rusak itu. Bahkan sehari setelah kejadian, pemerintah desa telah memfasilitasi pertemuan pihak kontraktor yang diwakili pelaksana lapangan atas nama Yahya dengan perwakilan masyarakat A Rahman M.

Dalam pertemuan itu, disepakati secara tertulis bahwa kontraktor bersangkutan akan segera memperbaiki jembatan tersebut agar bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Akan tetapi PTLAGJ dan PTGI mangkir dari kesepakatan yang dibuat tanggal 28 september 2017 itu dan hingga hari ini jembatan dimaksud tidak kunjung diperbaiki,” ucap Mukhlis.

Dilanjutkan Mukhlis, bahwa pihaknya telah berupaya menghubungi kontraktor bersangkutan dan pihak Kodim 1607 Sumbawa sebagai leading sektor pelaksana program cetak sawah baru. Namun PTLAGJ dan PTGI berulang kali hanya berjanji tanpa ada realisasi di lapangan.

Ia sangat menyayangkan sikap PTLAGJ dsn PTGI yang terkesan menghindar dari tanggungjawab. Karena kondisi ini telah menimbulkan kesulitan akses yang berlarut-larut bagi masyarakat.

“Masyarakat Dusun Tero juga menuntut PTLAG dan PTGI untuk segera bertanggungjawab karena pentingnya keberadaan jembatan itu. Kami juga meminta pihak-pihak yang terkait dengan program cetak sawah baru untuk memberi perhatian serius terhadap masalah ini,” tandasnya.

Dandim 1607 Sumbawa, Letkol Arm Sumanto

Program cetak sawah baru dilaksanakan dibawah pengawasan TNI melalui Kodim di masing-masing Wilayah. Dandim 1607 Sumbawa, Letkol Arm Sumanto yang dikonfirmasi KabarNTB, Kamis 22 Februari 2018, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kontraktor pelaksana proyek pencetakan sawah baru tahun 2017,  PT Lombok Arya Guna Jaya (PTLAGJ) untuk segera memperbaiki jembatan penguhubung di Kokar Kebo Dusun Tero itu.

Dandim mengklarifikasi bahwa pihak kontraktor sendiri siap dan sudah bertanggung jawab terhadap kerusakan jembatan tersebut. Ia menjelaskan, telah meminta keterangan dari Danramil maupun Babinsa setempat. Mereka menyatakan pihak kontraktor sudah menyerahkan sejumlah uang penganti kerusakan kepada tokoh masyarakat setempat dengan harapan masyarakat setempatlah yang akan memperbaiki kembali kerusakan jembatan tersebut.

”Oleh masyarakat jembatan tersebut sudah diperbaiki. Namun dikarenakan terjadi banjir, jembatan tersebut rusak lagi dan masyarakat akan kembali memperbaikinya,” ungkap Dandim.

Ia menegaskan, pihaknya sudah meminta kontraktor untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Karena TNI dalam hal ini tidak ingin program cetak sawah baru yang dihajatkan untuk kesejahteraan rakyat, disatu sisi malah ada kerusakan infrastruktur yang berakibat pada kesengsaraan rakyat.

”TNI tidak mau melukai hati rakyat dan bagi kontraktor harus bertanggung jawab penuh terhadap kerusakan tersebut,” tegasnya.(By/JK)

Komentar