KPU : Hasil Quick Count Bukan Acuan Kemenangan Pasangan Calon

KabarNTB, Mataram – Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB menegaskan bahwa hasil hitungan cepat alias quick count bukan menjadi acuan kemenangan Pasangan Calon (paslon). Namun KPU lebih mengarah pada hasil real count (mengacu penghitungan formulir C 1 KWK).

“Kita akan melakukan real count yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat TPS PPK dan KPU,” ujar Komisioner KPU NTB, Yan Marley kepada wartawan usai Rapat Koordinasi di Hotel Golden Palace Mataram, Rabu 27 Juni 2018.

Seperti diketahui hasil perhitungan versi quick count Pilgub NTB benar-benar seru dan menegangkan.

Hasil quick count Pilgub NTB

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menjadi salah satu lembaga survei yang cukup banyak diakses masyarakat. Sejumlah media bahkan menayangkan terus perkembangan yang didapat dari LSI.

Sejak pukul 14.00 Wita, LSI terus memberikan update. Salah satunya dapat dilihat melalui tayangan TV CNN, ataupun juga situs media online Tirto. Empat paslon terus bersaing ketat.

Kecenderungan pertama muncul saat survei sudah berjalan 30 menit awal. Kala itu, pasangan nomor empat HM Ali BD dan TGH L Gede M Ali Wirasakti AM, tampak sudah stagnan, bahkan terpaku pada urutan buncit. Pergerakan suaranya mulai terbaca pada angka 12-16 persen.

“Heran saja, awalnya dia cukup mencuat,” ucap Badrun, warga Lombok Tengah yang awalnya memprediksi Ali-Sakti dapat berbuat banyak.

Kecenderungan kedua muncul setelah satu jam hitung cepat berjalan. Kala itu, pasangan nomor satu HM Suhaili FT dan HM Amin, serta pasangan nomor tiga Dr H Zulkieflimansyah dan Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah tampak mulai berkejaran. Keduanya silih berganti ada pada urutan pertama dengan selisih yang tipis.

Pada satu kesempatan, Suhaili-Amin bisa memimpin dengan perolehan 32 persen. Namun pada kesempatan lainnya, Zul-Rohmi yang memimpin dengan angka mencapai 32 persen. “Wah yang dua ini kejar-kejaran terus,” kata Wendy, warga Lombok Timur.

Hal itu terus terjadi hingga jam-jam berikutnya. Pasangan nomor dua TGH Ahyar Abduh dan H Mori Hanafi juga mulai terbaca kecenderungannya. Tampak konstan berada pada perolehan suara ketiga, Ahyar-Mori ada pada kisaran 24-25 persen.

“Padahal di banyak TPS di Mataram menang,” sesal Adi Putra, warga Mataram pendukung Ahyar-Mori.

Di dunia maya, dag dig dug-nya masyarakat NTB terpantau jelas. Grup-grup WA hingga medsos facebook sebagai yang paling banyak digunakan masyarakat NTB terus bereaksi. Tak hanya grup khusus yang memang selama ini aktif membahas pilkada. Grup-grup yang sebenarnya tak dikonotasikan dengan aktivitas politik juga terpancing membahasnya.

Namun hingga sore tadi, LSI belum berani merilis data. Rencana konferensi pers pilgub NTB dibatalkan. Mereka beralasan, selisih yang ada terlalu sempit dan masih dalam rentang margin of error satu persen yang ditetapkan. Data terakhir yang dihimpun terkait pilgub NTB versi LSI yang disadur dari Antara menunjukkan pasangan Ali-Sakti mendapat 16,73 persen, Ahyar-Mori 24,47 persen, Suhaili-Amin 29,38 persen, dan Zul-Rohmi 29,43 persen. Data masuk 99,55 persen.

Masyarakat masih harus bersabar hingga nantinya ada penetapan resmi dari KPU perihal siapa pemenang sesungguhnya. Apakah Zul-Rohmi atau Suhaili-Amin, atau mungkin juga calon lainnya.(VR)

iklan

Komentar