KabarNTB, Sumbawa Barat – Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, menjelaskan bahwa program gotong royong yang menjadi semangat dasar pembangunan di daerah itu bukan sekedar masalah kehidupan di dunia, untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan masyarakat tetapi juga agar masalah akherat bisa berjalan baik.
Hal itu dikemukakan Wabup saat menerima Tim dari Busan University of Foreign Studies Korea Selatan (Korsel) yang akan melaksanakan studi komprasi program gotong royong dengan ‘semaul undong’ – program gotong royong masyarakat Korsel- di ruang pertemuan utama Graha Fitrah, Rabu 4 Juli 2018.
Dijelaskan Wabup, gotong goyong adalah budaya Islam yang identik dengan kerjasama dan tolong menolong untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat. Di KSB, gotong royong diawali dengan sholat berjamaah di masjid. Untuk aparatur sholat berjamaah dilaksanakan di Agung Darussalam. Seluruh aparatur muslim wajib sholat berjamaah pada waktu dzuhur dan ashar karena merupakan bagian dari jam kerja.
“Dari sholat berjamaah itulah kemudian lahir semangat tolong menolong dan gotong royong. Jadi, gotong royong di KSB, bukan hanya masalah dunia, memenuhi kebutuhan warga mulai dari makanan, jamban, rumah, kesehatan dan lainnya Namun gotong royong di KSB juga bagaimana masalah akhiratnya juga berjalan dengan baik,” urainya.
Kepada tim yang terdiri dari seorang profesor dan empat orang mahasiswa itu, Wabup mengungkapkan, sebagai daerah yang mayoritas penduduknya Muslim, KSB memiliki banyak masjid, Masyarakat selalu diajak untuk sholat berjamah. Ada pula TPQ (taman pendidikan Al-Qur’an), yang menjadi pusat pembelajaran Al Qur’an bagi masyarakat.
“Ada program tuntas tidak bisa baca Al Qur’an yang dilaksanakan. Masyarakat harus membaca Al-Qur’an, sebab itu akan mendatangkan rahmat, pertolongan Allah,’’ jelas Wabup.
Selain itu, ia menjelaskan gotong royong di KSB juga telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). Pemda mengangkat agen PDPGR sebagai penggerak gotong royong bersama Babinsa TNI dan Babinkamtibmas Polri disetiap Desa / Kelurahan. Agen PDPGR tersebar di setiap Peliuk yang terdiri dari 150 kepala keluarga.
“Kami di sini juga telah menjamin kesehatan masyarakat, warga kurang mampu dijamin melalui BPJS Kesehatan, jika warga harus dirujuk ke rumah sakit luar KSB, maka diberikan dana pendamping,” ungkap Wabup.
Tim mahasiswa dari Busan University of Foreign Studies Korsel akan melaksanakan studi komparasi Gotong Royong KSB dan Saemaul Undong Korsel. Studi akan dilaksanakan di Desa Kalimantong Kecamatan Brang Enemulai tanggal 5 Juli sampai tanggal 7 Juli. Tim ini didampingi oleh tim Universitas Cordova.
Ketua Tim Busan University of Foreign Studies Korsel Prof. Yekyoum kim menyampaikan apresiasi tinggi atas sambutan hangat dari pemda dan masyarakat KSB.(EZ)
Komentar