KabarNTB, Sumbawa Barat – Ketua DPC Demokrat Sumbawa Barat (KSB), Mustakim Patawari, menjadi figure ketiga yang mendaftar ke Sekretariat penjaringan bakal calon Pilkada DPD Partai Nasdem KSB, Senin 14 Oktober 2019.
Mustakim bersama tim dan sejumlah pendukungnya, tiba setelah Ustadz HM Nur Yasin dan Fud Syaifuddin.
Kepada Wartawan usai mendaftar, Mustakim menegaskan dirinya siap menjadi calon bupati atau calon wakil bupati.
“Tadi saya ditanya itu sama tim penjaringan Nasdem. Saya bilang, kalau ada opsi dua-duanya (bacalon bupati – bacalon wakil bupati), saya pilih dua-duanya,” katanya.
Menurutnya, saat ini ada anggapan yang beredar di kalangan media, bahwa pilkada KSB tidak menarik, karena figure yang muncul hanya yang itu-itu saja, seperti HM Nur Yasin, H Andi Azizi Amin dan HW Musyafirin.
“Nah kalau seandainya nanti dalam dinamika pertarungan, dinamika koalisi susah mencari kecocokan-kecocokan, boleh dong kita siap menjadi bupati juga kan? Beliau ini juga layak menjadi wakil bupati. Ketua partai, punya dua kursi di DPRD. Tapi tadi saya katakan, kalau saya lancang ngambil posisi bupati, nda enak juga lah, jadi kita ngambil wakil bupati,” bebernya sembari melihat ke ketua DPD Nasdem KSB, Jamaluddin Refi.
Ia mengakui sudah berkomunikasi dengan banyak figure terkait kesiapan untuk maju di Pilkada KSB.
“Sebetulnya dengan Pak Firin saya komunikasi juga, bahkan saya hampir mendaftar ke PDIP. Sudah semua kita komunikasi. Dengan Andi Aziz, dengan Ustad Nun (HM Nur Yasin), dengan calon-calon lain yang tidak muncul namanya di media juga kita komunikasi. Tetapi kalau kita memfinalkan dalam bentuk format koalisi saya kita terlalu dini, karena itulah fungsi partai yang membuka pendaftaran, dia yang akan mencomblangi, dia jodohnya sama ini, si ini, si ini jodohnya sama dia, kira-kira begitu,” urainya.
Mustakim menegaskan, ciri kemajuan suatu daerah, (dalam konteks Pilkada), kalau grafiknya naik. Tidak boleh ada grafik menurun. Jadi kalau tahun 2005 saat Pilkada pertama KSB terdapat lima pasangan calon yang berarti ada 10 putra terbaik KSB yang maju di tahun 2005.
“Jadi keberhasilan pemimpin itu, salah satu indikatornya adalah dia mampu menyiapkan medan pertempuran yang kondusif bagi semua orang untuk bertarung secara sehat. Yang kedua, keberhasilan pemimpin itu diukur dengan munculnya kader-kader daerah yang baik. Jadi tidak ada cerita kita krisis kader,” ulasnya.(EZ)
Komentar