KabarNTB, Sumbawa Barat – Puluhan hektare lahan tanaman jagung di Desa Tambak Sari, Kecamatan Poto Tano Tano, Sumbawa Barat, terancam gagal panen karena kekeringan dan serangan hama ulat.
Nurmala, salah satu petani desa setempat menyatakan hujan sudah tidak turun sejak dua minggu terakhir. Disatu sisi, tanaman jagung para petani yang baru berumur sekitar tiga minggu hingga satu bulan lebih sedang membutuhkan air.
Kondisi itu semakin diperburuk dengan munculnya serangan hama ulat yang dengan cepat meluas. Saat ini para petani hanya bisa berupaya mencegah penyebaran serangan hama tersebut. “Kondisi ini sangat memberatkan, karena kami baru saja mengeluarkan modal cukup besar untuk bibit, pupuk dan biaya penanaman. Jadi kami tidak bisa berbuat banyak menghadapi kekeringan dan serangan hama ulat ini,” ujar Nurmala.
Sementara Subhan, petani lainnya, memperkirakan serangan hama ulat muncul karena intensitas hujan yang sebelumnya cukup tinggi, lalu tiba-tiba tidak turun dalam beberapa minggu terakhir. “Kami hanya bisa pasrah. Meskipun ada (petani) yang berupaya mencegah serangan hama ini, tetapi hasilnya tidak bisa maksimal,” ucapnya.
Ia mengakui, sebelumnya petugas dari Dinas Pertanian KSB sudah datang langsung melihat kondisi teraebut dan membagikan racun pembasmi ulat melalui ketua Poktan. Masing petani diberikan dua botol racun ulat yang dibagi di kantor desa.
Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal. Serangan hama ulat masih terus berlangsung. “Serangan ulat ini merata, tidak melihat umur jagung. Nahkan yang sudah berumur lebih satu bulan juga diserang,” imbuh Subhan.
Para petani berharap petugas dari Dinas Pertanian bisa kembali turun melihat kondisi tersebut dan membantu petani melakukan penanggulangan agar tanaman jagung mereka bisa diselamatkan dan menghindari ancaman gagal panen.(Ken)
Komentar