Tiu Suntuk, Bendungan Bernilai Rp 1,3 Triliun Mulai Dibangun di KSB

KabarNTB, Sumbawa Barat – Mega proyek Bendungan Tiu Suntuk di Desa Mujahidin, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, mulai dibangun. Dimulainya pembangunan salah satu proyek strategis nasional itu ditandai dengan penekanan tombol sirine tanda pelaksanaan kegiatan ground breaking (peletakan batu pertama) pembangunan oleh Plh Dirjen Sumber Saya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Joko Widyoko didampingi Bupati HW Musyafirin dan Wakil Bupati Fud Syaifuddin, serta sejumlah pejabat lainnya, Senin pagi 17 Februari 2020.

Plh Dirjen SDA Kementerian PUPR, Joko Widyoko mengatakan, keberadaan Bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea yang saat ini sedang dalam proses penyelesaian dan Bendungan Tiu Suntuk yang mulai dibangun tak hanya akan menjadi sumber pengairan, tetapi akan berfungsi utama untuk mereduksi banjir. “Kita tidak pernah tahu kapan, dimana dan berapa volume hujan yang turun. Kementerian PUPR dengan cara membangun bendungan, hanya bisa meminimalisir terjadinya banjir. Ketika hujan turun, paling tidak bisa ditahan dulu di bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk,” urainya.

Plh Dirjen SDA Kemen PUPR bersama Bupati – Wakil Bupati Sumbawa Barat dan sejumlah pejabat lainnya menekan tombol sirine tanda dimulainya ground breaking pembangunan proyek Bendungan Tiu Suntuk di Desa Mujahidin Kecamatan Brang Ene, Senin (17/2)

Bendungan Tiu Suntuk sendiri memiliki kapasitas penampungan air 58 juta meter kubik. Air yang tertampung akan dialirkan ke sungai sesuai kapasitas sungai yang ada. Namun jika intensitas hujan tinggi disertai air laut pasang, kemungkinan untuk terjadinya banjir tetap ada, namun sudah tidak separah sebelum adanya Bendungan Tiu Suntuk dan Bintang Bano. “Jadi peran kedua bendungan ini sangat signifikan untuk mereduksi banjir,” imbuh Dirjen.

Joko Widyoko juga mengurai dampak ekonomi dengan dibangunnya dua bendungan raksasa di Sumbawa Barat itu. Untuk Bintang Bano, fisik bendungannya saja bernilai Rp 1,3 Triliun. Belum terhitung nilai jaringan irigasinya yang mencapai ratusan miliyar dan air baku. Ditambah dengan Bendungan Tiu Suntuk, nilai proyek yang sudah dilelang dan sekarang mulai dikerjakan mencapai Rp 600 miliyar lebih (paket I) ditambah paket II yang akan segera dilaksanakan sehingga total nilainya mencapai sekitar Rp 1,4 Triliun. “Dua buah bendungan ini berarti sekitar 3 sampai 4 triliun anggaran akan berputar di Kabupaten Sumbawa Barat,” imbuhnya.

Karena itu, Dirjen meminta kepada kontraktor pemenang tender pembangunan proyek bendungan itu, PT Nindya Karya dan PT Bahagia Bangun Nusa untuk bersinergi dan melibatkan kontraktor lokal agar dampak ekonomi dari kegiatan pembangunan itu bisa dirasakan maksimal oleh masyarakat.

Sementara bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin, menyatakan, ribuan masyarakat yang hadir di acara yang dirangkaikan dengan refleksi 4 tahun kepemimpinan Bupati – Wakil Bupati Sumbawa Barat itu akan menjadi saksi sejarah dan saksi bahwa wacana yang sudah sejak jaman kemimpinan Bupati KH Zulkifli Muhadli akhirnya terealisasi dengan mulai dibangunnya Bendungan Tiu Suntuk.

“Kita rintis mulai dari Bintang Bano sampai dengan Tiu suntuk ini, karena aspirasi masyarakat benar-benar menghendaki untuk pengendalian banjir di KSB maka bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk merupakan solusi yang paling tepat, disamping untuk irigasi dan air baku,” ucapnya.

Bupati menyebut, dimulainya pembangunan bendungan Tiu Suntuk merupakan kado istimewa di momentum genap 4 tahun dirinya bersama wakil bupati Fud Syaifuddin memimpin Kabupaten Sumbawa Barat. Kado spesial lainnya adalah telah ditandatanganinya Keputusan Presiden RI tentang program prioritas dalam pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) Tahun 2020 – 2024 yang menetapkan Kecamatan Maluk sebagai kawasan industri dengan dibangunnya industri smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan industri ikutannya.(EZ)

Komentar