KabarNTB, Sumbawa Barat – Sebanyak 26 orang yang teridentifikasi melakukan kontak erat dengan Tn. SY (63 tahun), positif Covid-19 01 di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menjalani pemeriksaan dengan metode rapid diagnostic test (RDT) di RSUD Asy Syfa, Senin 20 April 2020.
Juru bicara gugus tugas penanganan Covid-19 KSB, H. Tuwuh mengatakan, sesuai instruksi bupati, ke-26 warga berstatus kontak erat SY itu dilakukan rapid test untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing apakah memiliki potensi terpapar atau tidak.
Selain 26 orang yang menjalani rapid test tersebut, Gugus tugas, kata Haji Tuwuh, juga telah menerima laporan sejumlah masyarakat yang mengaku sempat berinteraksi (terlibat kontak) dengan SY dalam 14 hari terakhir, sebelum yang bersangkutan meninggal dunia pada Sabtu, 18 April lalu. “Ada beberapa yang sudah melapor. Tapi kita perlu telaah juga ya laporan itu. Karena ada juga yang bilang hanya datang pergi belanja (beli buku) ke rumah yang bersangkutan, tapi tidak dilayani langsung oleh beliau,” ungkapnya.
Gugus tugas juga melakukan penelusuran jejak bepergian yang pernah dilakukan SY ke sejumlah tempat. Hal ini untuk mengetahui selama 14 hari terakhir yang bersangkutan kemana saja telah sempat berinteraksi dengan warga. “Selain seputaran lingkungan kediaman beliau. Surveilance kita juga ke masjid Darussalam di Lingkungan Kuta, kelurahan Kuang karena yang bersangkutan sering shalat berjama’ah di sana,” sambung Haji Tuwuh.
Meski berdasarkan pengumuman gugus tugas penanganan Covid-19 Provinsi NTB, bahwa SY dinyatakan memiliki riwayat kontak dengan orang sakit teridentifikasi klaster Gowa dan Mataram, namun sejauh ini gugus tugas KSB belum bisa memastikan sepenuhnya kebenaran keterangan tersebut.
Senada dengan Bupati KSB, HW Musyafirin, saat jumpa pers Ahad malam, Haji Tuwuh menjelaskan, keterangan itu masih perlu ditelusuri lebih jauh. Alasannya, karena YB, klaster Gowa KSB yang diduga sempat melakukan kontak langsung dengan SY dan kini tengah menjalani isolasi di Rusunawa Belisung, hasil swab pertamanya dinyatakan negatif. Demikian dengan pasien sakit asal Mataram yang notabe cucu SY, berikut istrinya yang sempat merawat si cucu. Hasil tes cepat yang dijalani sebelumnya dinyatakan non reaktif.
Kendati demikian, untuk memutus mata rantai potensi penularan, gugus tugas saat ini terus melakukan pelacakan di lapangan. Menelusuri kembali para pihak yang pernah berkontak dengan SY dengan berbagai cara. Termasuk menguji kemungkinan SY terjangkit dari aktifitas usahanya selama ini sebagai pedagang buku pelajaran sekolah. “Kami di gugus tugas akan berupaya semaksimal mungkin sampai bisa jelas bagaimana awalnya Almarhum terjangkit. Termasuk indikasi apakah terpapar virus dari kiriman buku yang dijualnya. Itu juga harus kita pastikan kapan terakhir beliau terima kiriman dari luar daerah. Apakah masuk dalam waktu 14 hari terakhir atau tidak,” beber Haji Tuwuh.(EZ)
Ada foto H. Tuwuh
Komentar