KabarNTB, Sumbawa Barat – Calon Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin mengibaratkan kolom kosong seperti Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan Virus Corona yang saat ini sedang mewabah di seluruh dunia.
“Virus corona punya nama tapi tak berwujud. Semua orang kenal atau tahu namanya, banyak orang yang menjadi korban dan sakit bahkan meninggal dunia, tapi kita tidak tahu wujudnya seperti apa. Begitu pula kolom (kotak) kosong kita tahu ada dan sah menurut undang-undang, tetapi wujudnya tidak ada,” beber Fud Syaifuddin dalam kampanye terbatas di Desa Dasan Anyar, Kecamatan Jereweh, Rabu 07 Oktober 2020.

Dihadapan masyarakat di 8 titik kampanye di Desa Dasan Anyar, Fud menjelaskan, kolom kosong sebenarnya bukanlah pilihan, karena tidak ada orangnya dan tidak memiliki visi misi dan program yang ditawarkan kepada masyarakat. Tetapi kolom kosong diberi kesempatan oleh undang-undang untuk menjadi penantang bagi pasangan calon tunggal peserta pilkada di suatu daerah.
“Diajak bicara tidak bisa, mendengar juga tidak bisa, karena tidak ada wujudnya. Ketika ada persoalan, ke siapa rakyat akan mengadu? Kecuali bapak ibu memang sangat benci kepada saya atau ke Pak Bupati, atau kita ada perselisihan, mungkin bisa menjadi alasan. Jadi saya tidak tahu alasan bapak ibu untuk memilih kolom kosong kecuali ada kebencian di didalam hati bapak ibu,” imbuhnya.
Fud Syaifuddin mengakui secara terbuka, selama memimpin KSB bersama HW Musyafirin, masih ada kekurangan dalam pelaksanaan program maupun pelayanan kepada masyarakat. Tapi kekurangan itu bukan karena programnya yang tidak baik, namun karena faktor personal. “Misalnya menyangkut agen (PDPGR), itu individu, karena jauh lebih banyak agen yang baik daripada yang tidak baik dan bagus cara kerjanya. Program ini akan terus berlanjut karena sangat bermanfaat untuk masyarakat dan akan terus dibenahi agar menjadi lebih baik,” ucapnya.
Soal kolom kosong juga disinggung Toni Rahardi, tokoh pemuda Desa Dasan. Mantan Ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Sumbawa Barat (HIPMASBAR) Mataram Tahun 2012 itu menyebut kolom kosong bukan pilihan.
Berbicara dalam sesi dialog, Toni menyatakan, memilih pemimpin mesti mempertimbangkan segi manfaat dan mudharatnya. Dalam kondisi pandemi yang tidak diketahui kapan akan berakhir dan berimbas kepada semua sendi kehidupan seperti saat ini, rakyat mesti memilih pemimpin yang nyata, yang kuat, tahan banting dan yang siap bekerja keras untuk rakyat.
“Tentu kita memilih yang banyak manfaat dari mudharatnya. Kalau kolom kosong kita tidak tahu wujudnya seperti apa, visi misi tidak ada dan serba tidak jelas. Kecuali kolom kosong itu malaikat yang serba sempurna mungkin bisa mensejahterakan rakyat. Cuma kita berada dialam nyata, berbicara masalah target dan budget (anggaran). Ada target ada budget. Kalau (APBD KSB) bernilai 6 sampai 7 triliun mungkin semua seluruh KSB mengkilap. Tapi kita tahu APBD KSB hanya diangka 1 triliun dan harus atur sedemikian rupa agar merata dirasakan masyarakat dan itu sudah dilakukan Pak Fud dan Pak Firin,” bebernya.
Di Kabupaten Sumbawa Barat, pasangan Firin – Fud yang diusung 9 partai politik merupakan calon tunggal karena tidak ada calon lain sebagai penantang. Pasangan ini merupakan salah satu dari 25 calon tunggal yang akan melawan kolom kosong di Pilkada diseluruh Indonesia dan merupakan satu-satunya dari 7 kabupaten / kota pelaksana Pilkada di NTB.(EZ)
Komentar