Fud Syaifuddin Ajak Pendukung Kolom Kosong untuk Saling Menghargai

KabarNTB, Sumbawa Barat – Calon wakil bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin mengajak masyarakat, khususnya para pendukung kolom kosong untuk tetap saling menghargai meskipun punya pilihan berbeda di Pilkada.

Berbicara di hadapan masyarakat dalam kampanye terbatas di Dusun Wara A, Desa Labuhan Lalar Kecamatan Taliwang, Senin 19 Oktober 2020, Fud Syaifuddin menegaskan bahwa perbedaan adalah sunatullah. Namun perbedaan akan menjadi sesuatu yang baik jika dilandasi dengan niat baik.

“Kalau memilih kolom kosong silahkan, tapi tidak perlu menghujat orang lain. Berkaca dulu, instrospeksi diri atas dosa-dosa sendiri, tidak usah menghujat,” ujarnya.

Calon wakil bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin berjalan diringi masyarakatsaat menuju titik kampanye di Desa Labuhan Lalar kecamatan Taliwang (19/10)

Fud menegaskan, jika saat ini dirinya bersama calon Bupati HW Musyafirin berkompetisi melawan kolom kosong di Pilkada, maka wajar dirinya mengkritisi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kolom kosong.

“Jadi tidak perlu ada yang marah. Saya tidak marah kepada pendukung kolom kosong, tetapi saya ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kolom kosong bukan pemimpin karena tidak ada yang bisa diberikan kepada masyarakat, wujud tidak ada, begitu juga visi misi dan program,” bebernya.

Menurutnya kolom kosong bukan peserta Pilkada, karena itu kolom kosong tidak memiliki tim dan tidak dijadwalkan berkampanye. Kalaupun ada orang yang mengkampanyekan kolom kosong maka itu tidak resmi dan tidak diakui KPU.

“Tidak ada tim yang disahkan oleh KPU. Yang ada berkampanye itu liar. Kalau keberatan saya bilang liar, ya memang liar. Yang sah itu daftar ke KPU. Kalau tidak diterima, ya tunggu lima tahun kedepan kita berkompetisi kembali. Jadi tidak usah memaksakan diri, apalagi sampai mencela orang lain, karena itu berdosa,” cetusnya.

Calon wakil bupati petahana itu juga menyinggung soal sikap ‘nyinyir’ atas kegiatan kampanye yang dilaksanakan diseluruh desa. Ia menegaskan berkampanye merupakan hak konstitusional pasangan calon sebagai peserta Pilkada, sekaligus memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan penjelasan tentang program dan visi-misi yang ditawarkan.

“Yang paling penting kami datang untuk bersilaturahmi dengan rakyat. Jadi bukan masalah khawatir atau tidak khawatir. Kami adalah peserta Pilkada, kami calon pemimpin. Kalau yang lain tidak bisa, karena bukan peserta. Jadi tidak usah menghujat, jangan menanam kebencian di hati rakyat, ayo tebar kebaikan dan manfaat,” ajaknya.

Ia mengimbau semua pihak untuk bersikap elegan dan tahu diri. Bahwa Firin – Fud saat ini menjadi pemimpin dan menjadi satu-satunya calon pemimpin di Pilkada 9 Desember adalah takdir Allah SWT.

“Kami tidak bisa menghindar karena kami sudah duduk sebagai pemimpin. Sementara yang lain belum. Meski ingin, tapi tidak masuk sebagai calon. Lalu karena tidak masuk menjadi calon menyalahkan kami, memangnya kami yang menentukan? tapi karena syaratnya tidak terpenuhi,” tandasnya.(EZ)

Komentar