Joanne I Cossitt Akui Kualitas Bahasa Inggris Santri Pondok Al-Ikhlas

 

Taliwang,KabarNTB – Kunjungan politik dan ekonomi yang digelar kedutaan besar Amerika United State (USA) bersama santri pondok pesantren Al-Ikhlas dan mahasiswa Cordova membuatnya kesengsem dengan gaya bahasa yang diutarakan santri Al-Ikhlas saat melakukan sesi tanya jawab.

“Tata bahasa maupun kosa kata yang dikombinasikan melalui pertanyaan, itu sudah cukup mumpuni digunakan untuk berinteraksi social,” sebut Cossitt.

Masih dari keterangan Cossitt, tujuan kunjungannya tersebut ialah bagian dari road show dan bukanlah hal yang special, karena kegiatan semacam itu sering dilakukan.

“Kunjungan demi kunjungan terus kami lakukan di beberapa pondok pesantren maupun institusi pendikan karena itu merupakan bagian dari pekerjaan. terakhir kami melakukan kunjungan ke daerah Jawa Timur dan itu untuk memperingati hari kemerdekaan USA (Independent Day),” katanya.

Namun menurut Cossitt, bertemu masyarakat Indonesia adalah hal yang sangat istimewa. Karena bisa bertegur sapa dan saling mengenal satu sama lain, baik itu gaya maupun bahasa, hingga sharing mengenai karakter pendidikan di USA sendiri.

“Road show ini juga dibarengi dengan rencana rekruitmen (beasiswa) untuk belajar ke USA. Saat ini memang banyak pelajar yang dari Indonesia. namun itu banyak didominasi dari Pulau Jawa. Dan pemerintah USA sendiri terus membuka kesempatan,” tegas Cossitt.
How about Al-Ikhlas student in their English language? (bagaimana dengan kualitas bahasa Inggris yang dipraktekkan oleh santri Al-Ikhlas)? Cossitt menjawab bahwa mereka memiliki skill English yang bagus sekali.

“Saya sangat berharap agar bisa kembali dan bertemu untuk menggelar agenda workshop English language,” harap Cossitt.

Sementara itu, Cossitt menyarankan untuk memperlancar bahasa itu dengan terus mepraktekannya.

 “Jangan takut salah, saya sendiri saat mulai mepelajari bahasa Indonesia banyak dan bahkan ribuan kesalahan. Dan saya pribadi pernah melakukannya kesalahan saat berbicara di hadapaan 400 siswa, di televisi dan juga telepon. Dan saya terus mencoba,” ucapnya lagi.

Wakil pimpinan pondok pesantren Al-Ikhlas yang diwawancari usai acara mengatakan, pihaknya akan meningkatan pola pengembangan bahasa yang ada di pondok pesantren Al-Ikhlas.
“Semenjak Al-Ikhlas didirikan, kita selalu menggunakan pola pengembangan bahasa dengan 1 minggu bahasa Arab dan 1 minggu bahasa Inggris. Itu sangat efektif sekaligus menakar kemampuan dan kompetensi santri dalam kelancaran berbahasa. Dan untuk memperlancar bahasa tentu dibutuhkan kosakata. Dengan itu kami mewajibkan santri untuk selalu membawa kamus kemana pun mereka pergi. Jika ada yang ia tidak tahu, tinggal buka kamus,” tukas wakil Ponpes Al Ikhlas.

Ditambahkan wakil Ponpes Al Ikhlas, kesuksesan menggunakan bahasa asing bukan karena nilai yang tinggi maupun tata bahasa yang baik saja. akan tetapi karena praktek yang dilakukan. Meskipun hebat dalam grammar jika tidak pernah dipraktekkan tidak akan bisa. Dan itu yang utama. Praktek dengan bahasa komunikasi yang benar.

“Berbagai macam bentuk yang akan menunjang efektivitas bahasa para santri akan dikembangtingkatkan. Tetapi yang paling prinsif ialah disiplin bahasa. Yang harus dimiliki ialah native speaker (penutur asli bahasa) karena jika ada, maka intonasi dialektikanya itu langsung terekam dalam memori,” sambungnya lagi.

Bahkan rencananya akan mencoba untuk menggunakan laboratorium bahasa yang sesuai standar biar langsung dipakai. Dan itu bisa dianalogikan dengan orang-orang Jawa yang tinggal di Taliwang. Ia bisa mengenal intonasinya, mengetahui cara penggunaannya termasuk mempraktekkan cara dealiktika yang disertai oleh gerakan.(Kn-02)

Komentar