KSB Targetkan Tambang Rakyat Bebas Merkuri 2014

 

Taliwang,KabarNTB – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menargetkan tambang rakyat yang ada di daerah ini pada tahun 2014 tidak lagi menggunakan bahan kimia berbahaya seperti air raksa atau Mercuri yang memberi pengaruh buruk terhadap lingkungan.

Hal ini dilakukan mengingat dampak lingkungan yang beresiko tinggi jika terus menggunakan zat berbahaya ini, apalagi Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang penggunaan mercuri  dalam aktivitas pengolahan hasil tambang mineral logam Emas, seperti umunya dilakukan para pengusaha gelondong yang ada saat ini.

Berdasarkan data yang dihimpun media ini melalui Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) KSB, sedikitnya ada 843 mesin gelondong yang ada saat ini rata-rata mengunakan Mercuri.

Dari jumlah tersebut, gelondong tersebar diberbagai wilayah seperti Pakirum, Lamunga, Lebo/Bukit Tano di Kecamatan Taliwang, Desa Belo di Kecamatan Jereweh, kemudian Moteng, Tepas, Sepakat, Lamontet dan Sapugara di Brang Rea, dan Poto Tano, Kokarlian di Kecamatan Poto Tano.

Menurut sumber media ini, berdasarkan laporan dan hasil penelitian tim Independent Center For Biodiversity Environment Study (CBES) pada tahun 2012 lalu menyebutkan, dampak penggunaan mercuri dinilai sudah berada diatas ambang batas, terutama bagi yang bersentuhan langsung dengan aktivitas pengolahan emas tersebut, masyarakat yang berada di wilayah dekat aktivitas pengolahan emas sebagian juga disebutkan sudah terkontaminasi.Sedangkan yang berada jauh dari aktivitas pengolahan emas belum ditemukan dampak terpapar atau terkontaminasi.

Penelitian CBES dilakukan dengan mengambil sampel Kuku dan Rambut dari mereka yang bersentuhan langsung dengan pengolahan emas diberbagai tempat, Sampel juga diambil dari masyarakat dekat dengan aktivitas gelondong atau pengolahan emas ini.Selain itu pengambilan sampel juga melibatkan wanita dan anak-anak, serta masyarakat yang berada jauh dari aktivitas gelondong.

Bupati Sumbawa Barat, Dr.KH.Zulkifli Muhadli, SH.MM dalam berbagai kesempatan menyampaikan, pemerintah terus melakukan pemantauaan dari aktivitas para penambang ini terutama dampak lingkungan dan pengawasan penggunaan merkuri.Sayangnya para pengusaha pertambangan ini ngotot melakukan aktivitasnya, karena disatu sisi memberi dampak ekonomi yang merupakan mata pencaharian sebagian warga.

Salah satu solusi lainnya menyelamatkan lingkungan dari aktivitas tambang rakyat ini, menurut Bupati yakni dengan kehadiran PT. Indotan Sumbawa Barat.Orang nomor satu di KSB tersebut berharap, Indotan dapat memberi contoh pengaruh positif terhadap dampak lingkungan, selain memberi dampak ekonomi lebih baik bagi para penambang.

Pemerintah Sumbawa Barat sendiri telah mengeluarkan ijin usaha pertambangan (IUP) bagi Indotan dengan luas wilayah konsesi 24.772 hektar.Daerah konsesi Indotan ini juga sebagian besar menjadi tempat penambang rakyat melakukan aktivitasnya.

“ Memang benar daerah konsesi Indotan juga sebagian  menjadi tempat aktivitas tambang rakyat, kedepan Indotan diharapkan menjadi mitra para penambang ini baik dalam hal edukasi, sebagai plasma maupun kerjasama dengan koperasi.Namun point penting dari kehadiran Indotan ini diharapkan dapat memberi pengaruh positif bagi dampak lingkungan, ” kata Sumber media ini di Dinas ESDM.

PT. Indotan Sumbawa Barat sendiri kini tengah menyelesaikan pembangunan mesin pengolahan logam emas di Labuhan Balat Taliwang, ditargetkan dalam waktu dekat mesin ini sudah bisa beroperasi yang akan menampung bebatuan yang bersumber dari para penambang yang ada di daerah ini.

Menurut Dede Supriadi Assisten Supervisi Project Pelaksana CV. Nuansa Hati Jaya selaku kontraktor pelaksana dalam pembangunan mesin pengolahan, kepada media ini beberapa waktu lalu menjelaskan, mesin pengolahan mampu menampung antara 20-30 ton bebatuan, untuk diproses menjadi emas dalam sekali proses yang meliputi Jaw Crusher, Hammer Mill, Ball Mill, dan Leaching Tank.

“ Ini model percontohon, tambang bebas dari pengaruh mercuri, kedepan direncanakan akan dibangun dibeberapa titik” terang Dede.

Namun sayangnya, menurut sumber media ini menyebutkan sejauh ini Indotan belum mengantongi IUP khusus pengolahan dan Pemurnian dan IUP khusus pengangkutan dan penjualan, konon IUP ini belum diajukan pihak Indotan.

Sementara itu, kalangan LSM menilai Indotan sepertinya tidak serius dalam melakukan aktivitasnya di Sumbawa Barat. Ketua Lembaga Pemantau Pembangunan Publik KSB (LP3K) H. Yasin menilai,  Indotan sangat lamban dalam memulai aktivitasnya, padahal perusahaan ini telah mengantongi IUP dari pemerintah.

“ Indotan tak ubahnya seperti broker, kalau mau serius segeralah melakukan aktivitas tambangnya termasuk melengkapi semua persyaratannya, saya khawatir Indotan memanfaatkan daerah konsesi ini kemudian pinjam uang di Bank dunia lalu pergi dan hanya datang membeli bebatuan rakyat ala kadarnya” demikian kata H.Yasin.(Kn-01).

 

Komentar