Sumbawa, KabarNTB – Dua orang Kepala Seksi (Kasi) di lingkup Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumbawa Besar, Rabu (04/11/2015). Dua Kasi tersebut yakni Kasi Pidana Umum—Bagus Ketut Wiadnyana dan Kasi Inteljen—Putu Eka Sabhana. Keduanya diganti pejabat baru, masing-masing Fedi Hantio Nugroho sebagai Kasi Pidum baru dan Erwin Indra Praja sebagai Kasi Inteljen yang baru.
Terhadap penggantian tersebut, Kajari Sumbawa Besar, Sugeng Hariadi, SH MH. mengatakan, mutasi tersebut sebagai yang biasa di internal Kejaksaan RI. Karena salah satu visi adalah bentuk untuk penyegaran dan juga ada yang promosi. Dari Fungsional menjadi Kasi. Dari pejabat fungsional menjadi Kasi Intel.
“Rotasinya memang harus dilakukan oleh pimpinan untuk melakukan penyegaran seperti itu,” Kata Sugeng Hariadi, SH MH.
Kajari berharap kedua Kasinya untuk sesegera mungkin berkonsolidasi baik di dalam maupun di luar. Seperti Kasi Intelejen, dalam rangka tugas-tugas Kejaksaan harus segera turun langsung ke Lapangan. Begitu pula dengan Kasi Pidum dalam hal penegakan hukum dalam Pemilukada. Mengingat Kasi Pidum tergabung dalam tim Gakkumdu atau penegakan hukum terpadu. Oleh karena itu diperlukan intensitas yang tinggi bagi kedua pejabat yang baru ini.
Bagaimana dengan penanganan kasus yang telah berjalan? Menurut Kajari, bahwa apa yang dilakukan oleh pejabat terdahulu akan dilakukan oleh penggantinya.
“Tidak ada pengaruh, saya rasa malah akan lebih meningkat karena itu kan segar. Oleh karena itu Kasi Intel dia kan selalu inten dalam hal pemantauan dan monitoring penegakan hukum di bidang tindak pidana Pemilu,” jelas Kajari.
Kajari menambahkan, untuk Pidum beberapa kasus yang sudah diselesaikan tetap berjalan. Oleh karena itu sesegera mungkin untuk ditindaklanjuti.
Baginya, secara jumlah SDM di Kejari Sumbawa Besar, misalnya pegawai TU semakin sedikit jika disbanding dengan jumlah Jaksa. Namun pihaknya tetap mengoptimalkan kinerja.
“Saya tetap optimis di dalam pekerjaan untuk Tau Samawa dan Tana Samawa. Harapan saya bagi kedua Kasi yang dipindah, lakukan yang terbaik untuk kejaksaan Republik Indonesia, baik yang ditempat baru maupun di tempat lain di Indonesia,” pungkas Kajari.
Kasi Inteljen Erwin Indra Praja yang sebelumnya di Kejari Gresik dengan jabatan fungsional, mengatakan bahwa dirinya harus segera menyesuaikan diri dengan lingkungan Sumbawa Besar. Begitu pula dengan tugas-tugas yang dengan kasi lama yang belum terselesaikan. Apalagi sekarang ini Sumbawa dalam proses Pilkada. Jadi harus segera menyesuaikan diri.
“ Yang jelas saya di Intelejen berkordinasi dulu dengan instansi yang terkait dulu untuk mencari tau bagaimana kondisi di Sumbawa baru kita bisa bergerak. Sekarang ini saya kan baru dilantik. Saya kordinasi dulu bagaimana. Besok baru saya mulai berkoordinasi dengan teman-teman,” terang Erwin.
Berbeda dengan Kasi Pidum, Feddi Hantio Nugroho yang sebelumnya Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Selong, memandang bahwa tugasnya di pidum berkaitan dengan stakeholder yang lain dalam hal ini Kepolisian khususnya penyidik Polres Sumbawa Besar maupun Sumbawa Barat.
Terkait dengan Pilkada, pihaknya berharap bisa berjalan dengan baik. Kalau masyarakat maupun pihak-pihak yang ada dalam kegiatan itu bisa menjaga kondusifitas, bermainlah yang jujur.
“Peran serta teman-teman media untuk bisa membantu kondusifitas daerah menyampaikan ke masyarakat bahwa kondisi ini harus tetap dijaga. Nantinya efeknya besar, investasi bisa masuk, meningkatkan kesejahteraan Masyarakat,” kata Feddi.
Mantan Kasi Intel Kejari Sumbawa Besar, Putu Eka Sabhana, mengatakan, dirinya bertugas di Sumbawa selama 1 tahun 6 bulan. Baginya, situasinya sangat berkesan jauh dari tempat sebelumnya yang pernah ia ditugaskan.
Di mata Eka Sabhana, masyarakat Sumbawa tidak seoperti yang dibayangkan dari luar. “ kejadian sebelumnya kalau dari luar Sumbawa seperti daerah Bima, tapi sebenarnya tidak seperti itu. Saya ke mana-mana merasa aman nyaman dan tidak ada istilahnya yang mencari-cari kesalahan orang. Cuma yang saya pelajari masyarakat Sumbawa itu kalau ada yang tidak benar mereka akan mengkoreksi,” paparnya.
Ia menambahkan, semua laporan masyarakat yang masuk kepada pihaknya tidak ada yang mengada-ngada. Semua laporan tersebut benar terjadi. Tapi orang yang melaporkan itu melihat dari sisi yang berbeda. Tidak seperti di daerah yang lain, artinya untuk menjatuhkan seseorang membuat-buat. “Saya sangat nyaman bertugas di Sumbawa,” tambahnya.
Eka Sabhana menyampaikan bahwa sepeninggalnya masih kasus-kasus yang masih tahap Pulbaket atau pengumpulan data. Seperti PNPM Labuhan Badas yang menjadi prioritas untuk disampaikan ke penggantinya dan itu pasti akan diteruskan.
“Untuk kasus dana Kapitasi mungkin Kajari yang lebih memberikan keterangan. Tetapi itu dalam artian tetap akan diselesaikan,” ungkap Eka Sabhana.
Begitu pula dengan kasus rumah sakit As Syifa di Sumbawa Barat yang masih dalam tahap pengumpulan data. Pihaknya juga telah membuat telahan untuk kasus rumah sakit tersebut dan akan dibentuk tim. “Yang besar ada, tapi menganai anunya biar tim bergerak dulu,” katanya sedikit membocorkan. (K-K)
Komentar