Mataram, KabarNTB – Presiden Republik Indonesia ketiga sekaligus pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) BJ Habibie menyampaikan pesan permohonan maaf melalui video, bahwa dirinya tidak bisa bergabung dalam Milad ke-25 dan Muktamar keenam ICMI yang digelar di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (11/12) hingga Ahad (13/12).Ia tak bisa hadir lantaran masih berada di Jerman.
Dalam sambutannya melalui video yang disaksikan para peserta, Habibie mengatakan, ICMI harus mempunyai sumbangan nyata kepada bangsa dan masyarakat dengan memberikan kebebasan tanpa mengorbankan kemerdekaan.
“Kita harus tahu manusia butuh dua hal, merdeka dan bebas. Ada manusia yang merdeka tapi tidak bebas, ada manusia bebas tapi tidak merdeka,” ujarnya.
Presiden RI Ke-3 itu menginginkan, Indonesia sebagai sebuah negara yang dihuni lebih dari 400 etnis dengan sifat maritim yang memiliki perilaku dan sifat masing-masing mampu memberikan kemerdekaan dan juga kebebasan bagi masyarakatnya. Ada tiga elemen yang menentukan produktifitas dan pada akhirnya menjadi keunggulan, yakni budaya, agama, dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kita telah berhasil pula dalam hal ini membawa Indonesia ke ambang pintu dan mengamankan perubahan dan tidak merugikan persatuan kesatuan bangsa ialah reformasi,” lanjutnya.
Habibie berharap dan meyakini dalam 25 tahun yang akan datang, bisa menghasilkan, meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya, pada khususnya mampu meningkatkan keunggulan manusia Indonesia sehingggga cita-cita membangun masyarakat adil, makmur, tentram dapat tercapai.
“Saya minta maaf tidak bisa hadir, tapi yakin dimana pun saya berada, jiwa dan hati saya selalu berada di kita semua pada seluruh bangsa Indonesia. ICMI kawan seperjuangannya saya selamat berjuang, persiapkan pikiran baru menuju Indonesia yang kita kehendaki, modern, tentram, dan sejahtera. Selamat bekerja dan selamat berjuang,” katanya menambahkan.***L/IS/R1/ICMI Media
Komentar