Modus “Penyelundupan“ Limbah Newmont Dibongkar TNI AL

Sumbawa Barat, KabarNTB – TNI Angkatan Laut, Pos  Benete, melakukan operasi pegejaran terhadap Kapal yang memuat peti kemas, sekitar pukul, 09.30 Wita di Perairan Teluk Benete, Minggu (17/01/2016).

Kapal dengan nama Lambung Redrock Voyage 1602, milik PT Meratus  Line, sebelumnya berlabuh di pelabuhan khusus milik PT Newmont Nusa Tenggara, sekitar, Sabtu (16/1) lalu. Kapal ini bongkar muat dan hendak angkat jangkar menuju Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Komandan Pos TNI AL Benete, Serma Abdurahman mengatakan, pihaknya mencurigai dan menerima informasi bahwa ada pemuatan sedikitnya 11 kontainer berisikan tembaga, limbah dari PT Newmont. Limbah ini tidak tercantum dalam manivest kapal yang tercatat di dokumen Syahbandar Benete.

‘’Informasi yang kami terima, valid. Bahwa kapal itu, membuat limbah tembaga tanpa izin dan dilaporkan kepada pemerintah Sumbawa Barat,’’katanya, dikonfirmasi, di Benete, Minggu.

Ia menduga kontiner berisikan tembaga tersebut berkapasitas masing masing 20 ton akan diselundupkan melalui kapal tersebut keluar perairan NTB. Ini dikuatkan informasi dari Koumunitas Intelijen Daerah (Kominda) Sumbawa Barat  dan sumber warga dan karyawan yang berada di kawasan ledon 6 dimana kontiner limbah ini ditampung.

Abdurahman menegaskan, sesuai dengan kewenangan, TNI AL berkoordinasi dengan pemerintah melalui penjabat Bupati Sumbawa Barat, Abdul Hakim untuk melakukan pengejaran dan penghentian pelayaran kapal tersebut.

‘’Saya sudah laporkan dan mendapat perintah dari Komandan Pangkalan TNI AL di Mataram, Kolonel Marinir Rakhmat,’’ujarnya.

Penjabat Bupati, Abdul Hakim sejak Sabtu petang telah meminta dan berkoordinasi dengan kepala Syahbandar Benete, Ilyas, Komandan TNI AL Pos Benete hingga komandan AL Mataram untuk meminta penundaan pelayaran kapal tersebut.

Bupati mengutus anggota Kesbangpoldagri dan kepala dinas perhubungan untuk menghentikan kapal untuk berlayar, sampai ada inspeksi dan pemeriksaan langsung, untuk mencari bukti informasi penyelundupan tersebut.

“Saya sudah minta pak Ilyas untuk menunda keberangkatan, sampai ada inspeksi. Tapi di tidak menghiraukan, dan melepas keberangkatan kapal. Pemerintah tidak pernah menerima laporan pemuatan scrap. Ini ada apa,’’kata, Abdul Hakim keras, setibanya di Kantor Pelabuhan dan Layanan Pelabuhan (KPLP) Benete, Minggu pagi.

Kepanikan sempat terjadi di KPLP Benete, ketika petugas jaga mengaku bingung dan menarik dokumen kapal. Priwira jaga KPLP Benete, Akmal mengaku didelegasikan kepala syahbandar untuk menandatangani izin pelayaran kapal Redrock tanpa surat perintah. Anehnya, manivest yang ditunjukan, petugas KPLP justru dari PT Meratus bukan dari hasil pengecekan syahbandar atau Bea Cukai.  (K-K)

 

Komentar