PTDMB Rencanakan Eksvansi ke Bisnis Lain

 

KabarNTB, Sumbawa Barat – PT Daerah Maju Bersaing (PTDMB) – perusahaan konsorsium bentukan Pemrov NTB, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Kabupaten Sumbawa (KS) berencana melakukan eksvansi bisnis ke sektor lain diluar pertambangan, pasca resmi tidak lagi mengusai saham tambang Batu Hijau.

Sebelumnya, PTDMB yang bermitra denan PT Multicapital (Bakrie Group) membentuk PT Multi Daerah Bersaing (PTMDB) mendapat porsi 6 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara dari total 24 persen saham yang berhasil diakuisisi PTMDB jatah divestasi tahun 2007 – 2010. Saham tersebut diputuskan bersama saham yang menjadi porsi Multicapital, dijual bersamaan dengan penjualan saham milik Newmont Mining Corporation (NMC) ke PT Amman Mineral Internasional (PTAMI) pada tahun 2016.

Direktur Utama PTDMB,. Andy Hadianto, kepada Kabar NTB akhir pekan kemarin, mengatakan, pihaknya sedang melakukan survey dan pengkajian terhadap sejumlah peluang bisnis yang ada di Pemprov NTB, KSB dan KS yang potensial untuk dikelola PTDMB.

Pelabuhan Lalar Taliwang, salah satu lokasi yang direncanakan untuk eksvansi bisnis PTDMB

“Hari ini kami juga mengunjungi Pelabuhan Lalar (KSB) terkait rencana pembangunan stasiun pengisian gas. Potensi-potensi bisnis di Kabupaten Sumbawa dan Pulau Lombok juga sedang kita jajaki,” ungkapnya.

Andi menyatakan untuk pembiayaan eksvansi bisnis tersebut, PTDMB akan menggunakan modal sendiri dari hasil penjualan saham atau sharing dengan perusahaan lain yang akan digandeng sebagai mitra.

“Kita punya modal dan kita ingin segera eksis kembali agar bisa menjadi tuan di daerah sendiri. Kita kelola sendiri tentu keuntungannya untuk daerah sendiri dan manfaatnya bisa dirasakan untuk jangka panjang,” timpal Andy.

Terkait dana hasil penjualan saham PTDMB, Andy menyatakan sebagian dana tersebut telah PT disetorkan Mutlicapital ke rekening perusahaan. Ia menyatakan dari 6 persen saham tersebut, nilainya mencapai Rp 500 miliyar lebih. Soal pembagian dana hasil penjualan saham dimaksud kepada daerah pemegang saham, Ia menyatakan tergantung Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luarbiasa yang menjadi kewenangan para pemegang saham.

“Ada-ada sajalah kendalanya (belum semua disetor). Ya seperti dulu, deviden terlambat tapi akhirnya tetap terealiasi semua. Kita targetkan dalam tahun ini (2017) semuanya klir agar rencana-rencana eksvansi bisnis kita juga bisa segera berjalan,” demikian Andy.(EZ)

Komentar