KabarNTB, Sumbawa Barat – Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), berkunjung ke KSB. Anggota lembaga ini diakui sebagai ‘pembisik’ presiden karena merupakan lembaga negara non struktural yang berada langsung dibawah presiden.
Dalam pertemuan dengan wakil bupati, Fud Syaifuddin dan jajaran Pemda KSB, anggota KEIN, Aries Muftie mendorong KSB untuk membangun satu desa satu industri.
Ia menjelaskan, tujuan digelontorkannya dana desa hingga Rp. 2 Miliar per desa oleh Pemerintah adalah agar pembangunan dimulai dari desa. Praktik ini menganut sistem yang telah berhasil dilakukan oleh Korea Selatan dengan gerakan Saemaul Undong (desa membangun). Dalam delapan tahun, desa-desa di Korsel mampu membangun dan menjadi desa mandiri. Bahkan di Korsel satu desa telah memiliki satu industri.
Praktik gerakan Saemaul Undong yang membangun mental, kata Aries, juga dilaksanakan oleh Cina yang berhasil dilaksanakan dalam waktu 15 tahun dan Jepang 18 tahun.
“Kita ingin meniru itu, kita pengen membangun satu desa satu industri atau gerakan Desa Emas/Enterpreneur, Mandiri, Aman dan Sejahtera,” kata Aries Muftie, di ruang rapat utama Gedung Graha Fitrah KSB, Jum’at pagi 9 maret 2018.
Untuk melaksanakannya, kata dia, yang pertama harus dibangun adalah tiga karakter/mental yakni mental tekun, swadaya dan gotong royong. KSB pun telah memiliki semangat ini, yakni Ikhlas, Jujur dan Sungguh-Sungguh. Tinggal bagaimana membina desa untuk mengelola anggarannya yang besar untuk diarahkan membentuk industri/BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang produktif, tidak mengenal riba dan mensejahterakan warganya.
“Inilah fungsi kami, kami keliling ke setiap desa di seluruh Indonesia untuk memberikan masukan guna mendorong pembangunan agro industri di desa berbasis pertanian jagung dan padi serta keuangan desa, dengan pendampingan dari Bank Muamalat. Minimal kalau tidak bisa satu desa satu industri, maka satu desa satu produk yang bisa dijual,” jelasnya.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, mengatakan, KSB memiliki banyak potensi. Pertama sektor pertanian terutama tanaman padi dan jagung, bahkan surplus. Kedua sektor kelautan dan perikanan, dimana pada Kamis kemarin Bupati bersama warga telah melakukan ekspor perdana rumput laut, sektor ini sangat potensial. Ketiga sektor pertambangan, KSB kaya akan mangan, kapur dan emas.
“Di KSB pertambangan profesional telah dilaksanakan oleh PT AMNT,” ujar Wabup.
Soal pembangunan di desa, sambungnya, Pemda telah menggelontorkan alokasi dana desa (ADD) cukup besar untuk masing-masing desa. Namun diakuinya, kondisi itu adalah beban berat. Kucuran dana yang besar tidak diikuti dengan reformasi aparatur untuk mengelola. Banyak aparatur di desa minim pendidikan dan kapasitasnya.
“Kami berharap KEIN RI memberikan advise (saran dan solusi) agar harapan satu desa satu project, satu industri atau BUMDes dapat terwujud di KSB. Minimal tiga saja yang mudah-mudahan bisa terwujud tujuh bulan ke depan,” jelas Wakil Bupati.
Sebagai ‘pembisik’ presiden, kata Wabup, Pemda KSB juga mengharapkan disampaikan ke Presiden, agar Pemerintah mengeluarkan regulasi tentang gotong royong, seperti halnya di KSB yang telah membentuk Perda, yakni Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR).
Selain itu Wabup juga mengungkapkan kesulitan sarana transportasi yang dialami KSB yang berimbas pada konektivitas dengan daerah lain yang belum baik.
“Kami sudah bangun bandara dan dermaga, maka bantu kami KSB agar konektivitas transportasi yang mendukung kemajuan daerah dapat terwujud,” ungkapnya.
Sementara Asisten Bidang Ekbang Setda KSB, H Amry Rakhman, mengungkapkan KSB memiliki sejumlah keunggulan, seperti jumlah penduduk yang relatif sedikit dibanding kabupaten/kota lain di NTB.
Tingkat kemiskinan juga realtif kecil dan IPM yang paling tinggi diantara delapan kabupaten di Provinsi NTB.
Selain itu, setiap desa di KSB memiliki potensi, mulai dari sektor pertanian, peternakan, perikanan termasuk pariwisata.
“Dalam waktu dekat kami akan membentuk tim untuk kemudian bersama KEIN RI mendorong satu desa satu industri di NTB,” jelasnya.(EZ)