Belajar dari KLU, Daerah Penghasil PAD 200 Miliyar per Tahun dari Pariwisata

KabarNTB, Sumbawa Barat – Bupati Lombok Utara (KLU), TGH. Najmul Akhyar,mengakui, kekayaan alam KLU tidak ada apa-apanya dibanding Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang luar biasa.

Kesadaran akan minimnya Sumber Daya Alam ini, membuat KLU kemudian memilih fokus pada pengembangan sektor pariwisata yang potensinya sangat besar.

Pada awal pengembangan sektor ini, KLU hanya mendapatkan Rp. 6 miliar Pendapatan Aseli Daerah (PAD). Namun kini, seiring dengan berbagai inovasi dan promosi yang dilaksanakan, KLU meraup lebih dari Rp 200 miliar PAD per tahun dari Pariwisata.

“Di NTB, KLU menjadi kabupaten yang memanfaatkan dan mendapatkan manfaat dari sektor pariwisata tertinggi. Tapi kami belum puas, karena kami belum mengelola potensi secara maksimal,” ungkap Najmul Akhyar, dalam diskusi tentang pengembangan sektor pariwisata bersama jajaran Pemda KSB di Graha Fitrah KTC, Kamis 12 April 2018 lalu.

Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin bertukar cenderamata dengan Bupati KLU TGH Najmul Akhyar

Dalam sehari, lanjut Bupati Lombok Utara, wisatawan yang mengunjungi KLU mencapai 2.600 hingga 3.000 orang. Fast boat dari Pulau Bali yang membawa turis bisa mencapai 20 hingga 50 trip per hari.

Ia menyarankan agar nantinya KSB bisa membuat trik untuk mendatangkan turis dari KLU ke KSB lebih banyak, seperti menggratiskan ongkos fast boat dari KLU ke KSB. kemudian menggratiskan beberapa hari kamar hotel wisatawan dan trik promo lainnya.

“Tapi yang paling penting kami lakukan, pembenahan sarana prasarana dan pelayanan prima, baik kepada rakyat dan wisatawan, seperti layanan kesehatan, karena itu akan menjadi cerita wisatawan di negara asalnya,” sebutnya.

Selain pariwisata, KLU ungkap Najmul Akhyar, juga fokus di pengembangan pertanian. Pemerintah daerah setempat mendorong petani tidak fokus di tanaman padi. Namun petani didukung ke tanaman hortikultura (sayur dan buah-buahan).

KLU tidak main-main dalam urusan pengembangan pertanian ini. Mereka  menjalin kerjasama dengan Universitas New Zeland lewat program pelatihan untuk 100 orang petani.

Hasilnya, petani setempat kini fokus menanam tanaman hortikultura. Hasilnya pun baik dan telah bekerjasama dengan hotel dan restoran di KLU untuk membeli sayur dan buah petani.

“Untuk peternakan, kami mendorong pengembangan ayam petelur, telur peternak dijual ke hotel dan restoran dengan transaksi 23 ribu butir setiap hari dan kini tidak perlu mendatangkan dari Bali atau Banyuwangi,” ungkapnya.

Wakil Bupati  Fud Syaifuddin, mengatakan, dialog dengan Bupati KLU merupakan peristiwa besar bagi KSB.

“Ini merupakan lompatan besar untuk sektor pariwisata KSB. Meskipun secara pemerintahan KLU lebih muda dari KSB, tetapi dari sektor pariwisata, karena kemajuan pariwisatanya, KLU adalah senior bagi KSB. Kita bagian dari NKRl, bagaimana agar kita dua kabupaten ini saling mensuport untuk kemajuan pariwisata yang tentu kontribusinya untuk Indonesia,” kata Wabup.

Secara topografi, sambungnya KLU dan KSB tidak jauh berbeda. Pegunungan dan pantai sangat mendominasi. Bedanya, KSB memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun dari sektor pariwisata, KLU sudah mendunia. Bahkan pendapatan terbesarnya datang dari sektor pariwisata. Pendapatan KLU itu pun langsung masuk ke kas KLU. Berbeda dengan KSB. Pendapatannya masuk terlebih dahulu ke kas negara dan sangat fluktuatif.

“Tentu KSB harus belajar dari KLU. Kemudian di sektor pertanian, sayuran dan buah-buahan seperti duren dan manggis banyak dihasilkan KLU,” jelas Wabup.

Dalam kesempatan ini Wabup juga mengungkapkan program unggulan Pemerintah KSB kepada Bupati Lombok Utara. Program yang diungkapkan seperti dijaminnya iuran BPJS kesehatan bagi warga tidak mampu. Tersedianya layanan cuci darah di rumah sakit daerah dan merupakan satu-satunya di Pulau Sumbawa. Pembangunan jamban, membawa KSB satu-satunya kabupaten di luar Pulau Jawa di Indonesia sebagai kabupaten ODF. Mengucurkan bantuan usaha, Bariri Tani, UMKM, Ternak dan Nelayan. Kegiatan bedah rumah dengan sistem gotong royong yang digerakkan Agen PDPGR. Penurunan angka kemiskinan 3,32 persen dari jumlah warga KSB. Warga miskin akan mendapatkan santunan tunai setiap bulannya.

Acara dialog itu ditutup dengan penandatangan kerjasama Bidang Kepariwisataan, Pertanian dan Bidang lainnya sesuai kebutuhan bersama. Penandatangan kerjasama yang dilakukan Kepala OPD terkait ini merupakan tindak lanjut dari penandatangan Kesepakatan Bersama/Memorandum of Understanding (MoU) yang telah dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Bupati Lombok Utara pada 21 Februari 2018 lalu.(EZ)

Komentar