Viral Harga Terpal Melambung, Ini Hasil Sidak Tim Satgas Pangan NTB

 

KabarNTB, Mataram — Viiralnya informasi mengenai harga terpal yang melambung tinggi pasca gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok di sosial media (sosmed) langsung disikapi Tim Satgas Pangan Provinsi NTB dengan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke toko-toko penjual terpal.

Tim yang terdiri dari Kabid PDN Dinas Perdagangan NTB, Lalu Suparno beserta staf, Kadis Perdagangan Kota Mataram, Lalu Alwan Basri, Kabid, Kasi sekaligus Satgas Pangan Polda NTB langsung terjun ke lapangan untuk melakukan Sidak pada Sabtu 11 Agustus 2018.

Suasana di salah satu posko pengungsian korban gempa di Kabupaten Lombok Utara

Toko Indoplast di Kecamatan Sandubaya Kota Mataram menjadi titik pertama yang didatangi oleh Tim Satgas. Dimana Adi dan Hariyanto selaku pemilik toko menerangkan bahwa benar telah menjual 1 buah terpal ukuran 10X10 dengan harga Rp 1,5 juta sesuai nota yang tersebar.

Terpal yang terjual tersebut kata Adi, merupakan terpal tebal diperuntukkan untuk fuso/truck dengan harga Rp 15 ribu permeter. Harga tersebut kata dia, adalah harga normal seperti biasa sebelum bencana gempa. Hal ini sudah dijelaskan kepada para pembeli, karena terpal biasa seharga Rp 5 ribu permeter. Sedangkan terpal sedang seharga Rp 10 ribu permeter, namun stoknya habis.

“Saat ini semua stok terpal semua jenis habis, dan kami sudah memesan lagi. Diperkirakan Senin atau Selasa (12/13 Agustus 2018, Red) baru tiba dengan kualitas biasa,” terangnya.

Adapun toko kedua yang didatangi oleh Tim Satgas adalah Toko Cakra Buana, wilayah Cakra lingkup Kota Mataram.  Pemilik toko tersebut, Fujiadi menerangkan bahwa beberapa hari terakhir hanya menjual terpal tebal dengan harga Rp 15 ribu permeter. Hal itu dikarenakan terpal ukuran biasa telah habis. Sedangkan terpal untuk ukuran biasa dihargakan olehnya Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu permeter.

Harga tersebut kata dia, merupakan harga normal seperti biasanya. Bahkan sebelum gempa lombok harga tersebut tetap dan tidak berubah. Pihaknya juga mengaku tidak pernah menjual terpal ukuran 5X6 dengan harga Rp 60 ribu. Karena harga stabil dari sebelumnya Rp 5 ribu permeter.

“Jadi harga normal terpal biasa ukuran 5X6 dihargakan Rp 150 ribu dan yang tebal Rp 450 ribu,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, mewakili Tim Satgas, Lalu Suparno, memberikan arahan agar pedagang tidak menaikkan harga pasca gempa bumi Lombok. Pihaknya juga mengajak untuk bersama-sama  meringankan dan membantu masyarakat terdampak dengan menyediakan dan menjual barang dengan harga yang wajar.

“Mari kita bersama-sama membantu masyarakat, dengan menyediakan barang dengan harga wajar, sehingga tidak menimbulkan masalah baru yang dapat mengganggu stabilitas kamtibmas,” himbaunya.

Lalu Suparno juga menerangkan kepada awak media, terkait viralnya hal tersebut merupakan harga normal sesuai standart kualitas terpal dan dinyatakan oleh pihaknya bahwa pedagang tidak ada yang menaikkan harga terpal pasca gempa lombok.

Sebelumnya, Walikota Mataram, H Ahyar Abduh pada tanggal 8 Agustus 2018, juga telah menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh Distributor dan Toko Retail modern untuk tetap buka seperti biasa, menambah stok barang khususnya untuk kebutuhan logistik pasca gempa dan dan tidak menaikkan harga barang yang dijual sebagai akibat dari tingginya permintaan masyarakat pasca gempa.(VR)

Komentar