KabarNTB, Mataram – Para praktisi pendidikan berharap bisa mendapat peluang untuk ikut serta dalam program Beasiswa NTB (mengirim pemuda pemudi NTB untuk belajar di luar negeri) yang digaga Gubernur H Zulkieflimansyah (Doktor Zul).
Pada kegiatan jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi Jumat pagi, 2 November 2018, mereka berharap program tersebut diperluas jangkauannya.
Budiman, salah seorang praktisi pendidikan dari SMK 1 Labuapi mengutarakan harapannya agar ada program pendidikan ke luar negeri bagi pendidik.
“Kami berharap ada beasiswa S2, S3 untuk guru di luar negeri yang bisa difasilitasi oleh Pemprov NTB,” ucapnya.
Menanggapi Budiman, Gubernur H Zulkieflimansyah mengakui banyaknya warga yang menaruh minat untuk mengikuti program ini.
“Banyak pertanyaan di media sosial agar lebih banyak guru yang dikirimkan, guru-guru ini punya pengalaman internasional, saya kira ini akan kita akomodir dengan Kepala Dinas,” ujar Gubernur.
Jika bisa, menurut Gubernur, Pemprov NTB bisa memprogramkan dengan program khusus, beasiswa untuk guru-guru SMA agar mereka bisa belajar di luar negeri.
“Kalau masih takut karena takut musim dingin, kita bisa mengajukan untuk bekerjasama dengan Universitas bidang perguruan di Malaysia,” imbuhnya.
Menurut Gubernur, biaya hidup di Malaysia dengan di Lombok kurang lebih sama.
“Saya kira kalau 50 juta untuk 50 orang ada penawaran kita untuk bekerjasama. Yang penting bahasa Inggrisnya di atas 550 untuk beasiswa ristekdikti dan IELTS. Jadi kita tinggal di sini menyiapkan kursus untuk meningkatkan TOEFL dan IELTS di setiap kabupaten kota,” jelasnya.
Sementara itu, Imran Jahri dari Kabupaten Lombok Utara mengutarakan pertanyaan mengenai beasiswa bidik misi untuk masyarakat korban gempa.
“Apakah ini hoaks apa tidak? Karena sudah ada yang mengumpulkan syarat-syarat tapi belum ada tindak lanjut, sampai ada yang sudah mendaftar karena terlalu lama tidak ada kejelasan akhirnya memutuskan menikah,” katanya.
Menanggapi pertanyaan ini, Gubernur menegaskan bahwa program bidik misi adalah program yang nyata karena sudah ada 5.144 mahasiswa yang mendapatkan penyerahan beasiswa langsung dari Presiden Jokowi sendiri.
Hanya saja, Gubernur menegaskan agar jangan sampai ada masalah dalam verifikasi data calon penerima program bidik misi ini.
“Namanya siapa, alamatnya di mana? Kalau memang tidak ada lagi alamat yang secara fisik ada, ada rekomendasinya bahwa orang itu betul ada di situ. Jangan sampai nanti ada beasiswanya tapi orangnya enggak ada. Yang sudah menikah pun masih tetap bisa kuliah,” jawab Gubernur.
Terkait pertanyaan ini, Wakil Gubernur, Hj Sitti Rohmi Djalilah menegaskan, syarat untuk ikut program bidik misi juga harus jelas latar belakang akademisnya.
“Kuliah di universitas mana, jadi dia harus mendaftar dan terverifikasi di universitas yang dituju baru beasiswa bidik misi di approved,” tandasnya.(VR/*)
Komentar