KabarNTB, Sumbawa Barat – Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumbawa Barat pada Rabu 22 April 2020 melaksanakan pemeriksaan dengan metode rapid diagnostic test (RDT) terhadap sebanyak 39 orang kontak erat (pernah kontak langsung) dengan almarhum SY (68 tahun) positif Covid-19 01 yang meninggal dunia di Rumah Sakit Manambai Abdul Kadir (RSMA) Sumbawa pada 18 april lalu.
“Dari 39 yang di rapid test pada hari rabu itu, tidak ada yang reaktif. Sementara untuk hari ini (Kamis 23 April) tidak ada dilaksanakan rapid test,” jelas Juru Bicara Gugus Tugas KSB, H Tuwuh, Kamis petang.
Dengan demikian, sampai dengan Kamis 23 April 2020, total jumlah kontak erat Almarhum SY yang telah menjalani rapid test sebanyak 66 orang. Dari jumlah itu, dua orang diantaranya dengan hasil reaktif dan telah dilakukan pengambilan sampel swab untuk diuji di laboratorium. Dua kontak erat reaktif ini masing – masing berinisial HM, laki-laki, usia 64 tahun dan MZ, laki-laki usia 45 tahun. Kedunya merupakan warga kelurahan Kuang Kota Taliwang.
“Satu orang sudah diambil swabnya pada Selasa (21 April – hari pertama rapid test untuk kontak erat SY) dan satu orang diambil swabnya hari ini (kamis,red),” jelas Haji Tuwuh.
Rencananya rapid test untuk kontak erat Almarhum SY ini akan kembali dilaksanakan Jum’at (24 April). Data Gugus tugas, sampai Kamis, terdapat sebanyak 95 orang kontak erat Almarhum SY, termasuk tenaga kesehatan, yang semuanya akan di rapid test.
Selain kedua kontak erat Almarhum SY, pada Kamis, Gugus Tugas KSB juga mengambil sampel swab terhadap dua orang lain berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pelaku perjalanan tanpa gejala (PPTG). ODP yang diambil swabnya berjenis kelamin laki-laki usia 63 Tahun dari kecamatan Jereweh. Haji Tuwuh mengungkap bahwa sebelumnya ODP ini telah menjalani rapid test dengan hasil reaktif.
“Yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan dari daerah trasmisi lokal covid-19 yakni Kota Mataram dalam kurun waktu 14 hari. Yang bersangkutan mengalami gejala pilek dan saat ini diisolasi di rumahnya di Jereweh. Karena pertimbangan usia dan mau masuk puasa, pihak keluar meminta diisolasi di rumah dengan jaminan pihak keluarga dan lingkungan yang mendukung,” jelasnya.
Satu orang lagi yang diambil swabnya adalah seorang PPTG dari daerah terjangkit, Jawa Timur. Haji tuwuh menuturkan, yang bersangkutan berjenis kelamin laki-laki, usia 19 tahun dari Kecamatan Brang Rea. Yang bersangkutan pulang dari Jawa Timur bersama beberapa temannya secara bergelombang dan tiba di KSB pada 13 sampai 15 April. Petugas kesehatan, kata Haji Tuwuh, menetapkan yang bersangkutan dengan teman-temannya sebagai orang yang beresiko dan dilakukan rapid test. “Dari hasil rapid test belasan orang beresiko ini, satu orang reaktif dan yang bersangkutan berlanjut ke pengambilan swab untuk di uji lab,” sebut Haji Tuwuh.
PPTG reaktif ini, sambungnya, memang tidak sakit dan tidak memiliki gejala apapun. Namun demikian, karena hasil rapid testnya reaktif, yang bersangkutan rencananya akan diisolasi di fasilitas isolasi terpusat di Rusunawa Belisung Kelurahan Menala. “Yang bersangkutan sudah bersedia diisolasi di Rusunawa dan rencananya malam ini (kamis malam) akan dibawa untuk isolasi,” imbuh Haji Tuwuh.
Kepala dinas Kesehatan KSB itu menekankan, salah satu hal penting dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah kedisiplinan dari orang yang diisolasi, terutama isolasi mandiri, untuk menjalani proses isolasi secara bertanggungjawab. “Kalau isolasi ini bisa dilaksanakan dengan disiplin penyebaran akan bisa ditekan. Walaupun (yang diisolasi) ada yang positif, tetapi jika disiplin dia tidak akan menyebarkan ke orang lain,” demikian Haji Tuwuh.(EZ)
*) Judul dan isi berita ini telah direvisi pada Kamis 24 April 2020, sesuai klarifikasi Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumbawa Barat, berkaitan dengan asal PPTG dengan hasil Rapid Test Reaktif. PPTG bersangkutan berasal dari Kecamatan Brang Rea, bukan dari Kecamatan Jereweh. (Redaksi).
Komentar