KabarNTB, Mataram – Dampak dari bencana gempabumi dua tahun silam telah merusak aset-aset produksi hampir di seluruh sektor. Dampak yang signifikan dari bencana gempa tersebut mengakibatkan lumpuhnya aktivitas UMKM, menganggu kehidupan ekonomi masyarakat yang tentunya juga berdampak pula pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membantu UMKM melalui pendampingan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Mataram dalam rangka pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana. Dengan kerjasama tersebut, dua tahun pasca gempa, kelompok yang mendapatkan pendampingan tersebut menunjukan peningkatan yang baik.
Hal tersebut mencuat dalam acara “Temu Bisnis Produk Unggulan UMKM Hasil Pembinaan Pendampingan Ekonomi Masyarakat Terdampak Bencana Gempa” yang digelar di Ballroom Hotel Golden Palace, Kamis, 23 Juli 2020. Agenda ini sebagai salah satu upaya dalam pengembangan pemasaran dan sebagai ajang dukungan pemerintah terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi NTB.
Panitia penyelenggara kegiatan tersebut, Dr. Sitti Hilyana berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mendorong tumbuhnya kesadaran UMKM yang responsif terhadap dunia usaha yang terus berkembang.
“Semoga acara temu bisnis produk unggulan UMKM hasil pembinaan pendampingan ekonomi masyarakat terdampak bencana gempa dapat berjalan dengan lancar dan sukses seiring dengan do’a dan partisipasi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Marwi salah seorang pelaku usaha kopi dari UMKM Benang Stokel, Desa Aik Berik Kabupaten Lombok Tengah mengungkapkan bahwa usahanya pada saat gempa memang sangat menurun, ditambah lagi dengan pandemi Covid-19. Namun hal itu tidak menurunkan semangatnya untuk terus berusaha. Dengan adanya intervensi kebijakan dari pemerintah, maka UKM bisa terus berproduksi di tengah bencana.
“Bersyukurnya ada JPS Gemilang yang dikeluarkan Gubernur, dari BNPB diberikan support dan lembaga-lembaga perbankan sudah mulai melirik UKM-UKM yang ada,” jelasnya.
Marwi yang saat itu mendapatkan bantuan alat-alat pengering dari BNPB tersebut mengaku sangat terbantu dalam meningkatkan ekonomi.”Jadi tidak terlalu memikirkan hal-hal termasuk Covid itu, yang penting bekerja dengan standar kesehatannya dan berjalan sesuai dengan harapan,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Syae’un dari UKM Putri Rinjani, Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur mengaku sangat terbantu dengan adanya program JPS Gemilang. Ia mengungkapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebelumnya hanya memiliki 8 karyawan, namun ketika JPS Gemilang muncul karyawannya bertambah menjadi 15.
“Warga-warga yang tidak punya kerjaan di sekitar, terutama janda-janda yang memiliki anak yatim itu yang kami rekrut menjadi tenaga kerja ketika Covid,” tuturnya.
Supriani penenun asal Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara berharap agar Pemerintah dapat memberikan bantuan modal usaha kepada para penenun di tengah pandemi saat ini. Agar penenun-penenun di NTB yang terdampak Covid-19, tidak beralih ke pekerjaan yang lain.
“Karena menurunnya pendapatan, banyak dari ibu-ibu penenun yang beralih profesi untuk mencari pekerjaan yang bisa memberikan penghasilan yang lebih cepat,” katanya.(Humas NTB)
Komentar