KabarNTB, Sumbawa – Koalisi Pengurus Kecamatan (PK) DPD II Partai Golkar Sumbawa, kembali melakukan aksi penyegelan kantor DPD partai beringin itu di Jalan Garuda Sumbawa dalam aksi unjuk rasa Senin pagi 27 Juli 2020.
Puluhan kader yang melakukan aksi penyegelan merasa tidak puas atas kinerja Ketua dan Sekretaris DPD II Golkar Sumbawa.
Sebelumnya, massa melakukan longmarch di sepanjang jalan seputaran Kota Sumbawa, sembari berorasi secara bergantian. Mereka mengaku kesal, sebab semenjak dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang menjabat saat ini, Partai Golkar semakin terpuruk.
“Golkar semakin terpuruk. Salah satunya, jumlah perolehan kursi di DPRD Sumbawa yang semakin lama semakin berkurang,” ungkap Koordinator aksi, M. Taufik.
Selain itu, para kader menduga ada sejumlah penyimpangan yang terjadi. Seperti dana parpol tidak pernah disalurkan kepada yang berhak dan tidak adanya pertanggungjawaban atas penggunaan dana itu.
Massa meminta Ketua dan Sekretaris DPD untuk turun dari jabatannya dan hadir menemui massa. Jika tidak, massa mengancam akan menyegel Kantor DPD II Golkar Sumbawa.
Mereka menuding Ketua dan Sekretaris DPD II Golkar Sumbawa tidak pernah mengunjungi dan melakukan pendidikan politik di masing-masing pengurus kecamatan Partai Golkar Sumbawa. Tidak ada koordinasi dengan pengurus harian dalam mengambil sebuah keputusan penting organisasi dan cenderung arogan.
Selaian itu, tidak ada transparansi dalam mengelola keuangan partai, bahkan cenderung manipulatif, melakukan manuver dalam perhelatan Musda Partai Golkar NTB dengan memberikan dukungan ganda kepada masing-masing calon ketua DPD I Golkar NTB, serta beredar rumor di media sosial bahwa ketua dan sekretaris Partai Golkar Kabupaten Sumbawa menerima imbalan berupa materi dari kandidat Ketua DPD I Golkar NTB.
“Karena itu, Ketua dan Sekretaris DPD II Golkar Sumbawa kami minta untuk turun dari jabatannya. Karena tidak berhasil memimpin partai,” tegas Taufik yang juga menjabat sebagai Ketua PK Golkar Sumbawa.
Para kader juga menyinggung soal pengurus DPD yang menghadiri deklarasi salah satu bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa yang diusung oleh partai lain, sebelum adanya SK dari DPP Golkar. Hal ini dinilai merusak citra partai Golkar Kabupaten Sumbawa dan membuat Partai Golkar semakin terpuruk.
Massa kemudian diterima oleh Ketua AMPG Golkar Sumbawa, L Syahruddin ‘Sandi’ yang menyatakan, sebenarnya yang berwenang menemui massa adalah Ketua dan Sekretaris DPD II Golkar Sumbawa.
“Namun, keduanya masih berada di luar daerah. Saya mengharapkan agar jangan bertindak anarkis. Jika memang para kader merasa menderita seperti itu, saya selaku Ketua AMPG Golkar Sumbawa, sangat mendukung aksi ini, asal, massa tidak bertindak anarkis,” ucapnya.
Perwakilan pengurus DPD II Golkar Sumbawa lainnya, Abdul Naim mengatakan, malam sebelumnya, dia menerima kewenangan dari Ketua DPD II Golkar Sumbawa, untuk meneruskan imbauan dari Ketua DPD I Golkar NTB. Golkar ingin adanya pembaharuan. Tetapi, dalam memperbaiki dan memperbesar Golkar, harus ada solidaritas, keterbukaan dan transparansi di dalamnya.
Jika Ketua DPD II Golkar Sumbawa yang saat ini menjabat ingin diberhentikan, diharapkan para kader bersurat dan disampaikan kepada DPD Dan DPP Golkar. Sebab, ada mekanisme jika kader ingin melakukan pergantian. Sesuai dengan ADRT Golkar. Sebab yang bisa mengambil sikap adalah pengurus yang setingkat lebih tinggi.
Massa kemudian menyerahkan surat tuntutan kepada Abdul Naim sebagai perwakilan pengurus DPD II. Namun mereka tetap bersikeras ingin bertemu dengan Ketua dan Sekretaris DPD II Golkar Sumbawa. Karena tidak ditemui, massa akhirnya menyegel kantor tersebut, lalu membubarkan diri.(JK)
Komentar