KabarNTB, Sumbawa Barat – PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMMAN) menggelar Peluncuran Wilayah Konservasi Perairan Gili Balu di Pulau Kenawa, Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat, Ahad 5 Juni 2022.
Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut penandatangan perjanjian kemitraan antara AMMAN dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dislutkan NTB) berlangsung selama lima tahun dan mencakup area seluas lebih dari 5.000 Hektar.
Perjanjian itu untuk mengelola aspek Lingkungan dan Sosial di Gili Balu yang merupakan delapan pulau kecil di wilayah barat laut KSB yang terdiri dari, Pulau Kalong, Pulau Namo, Pulau Kenawa, Pulau Ular, Pulau Mandiki, Pulau Paserang, Pulau Lambing atau Batu, dan Pulau Belang.

Kegiatan bertajuk Transforma_Sea Gili Balu dilaksanakan bertepatan dengan hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 juni.
Site Direktur/KTT AMMAN Wudi Raharjo menyampaikan, program konservasi ini merupakan wujud komitmen AMMAN sebagai perusahaan tambang Tambang terbesar di Provinsi NTB dalam menerapkan Good Mining Practice Principle.
“Kami melakukan pengelohan aspek lingkungan dan sosial secara bertanggung jawab. Hal ini bagian tidak terpisahkan dari bisnis AMMAN yang memilii visi menciptakan warisan terbaik,” ujarnya.
Wudi berharap kemitraan ini dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi Gili Balu sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyaralat dan perekonomian sekitar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Muslim, menyampaikan apresiasi kepada AMMAN yang telah proaktif dalam mendorong terwujudnya kemitraan tersebut.
“Kami menyambut baik kemitraan terkait berbagai program inisiatif bersama dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Gili Balu yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2021 seluas 5.846,67 ha,” ujarnya.
Kemitraan itu, kata dia, diharapkan dapat memperkuat aspek kelembagaan serta memberikan dampak optimal dalam pengelolaan Kawasan Konservasi di Gili Balu.
Sementara Staf ahli Bupati KSB, Mansyur Sofian, menegaskan keberhasilan program kemitraan ini ditentukan salah satunya oleh partisipasi aktif masyarakat. Karena itu, Pemerintah KSB akan berupaya melibatkan berbagai Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berada di sekitar lokasi untuk berperan aktif dalam membantu mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan. “Kami berharap agar berbagai program yang dilaksanakan bersama dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain,” ujarnya.
Kawasan Gili Balu terkenal dengan berbagai potensi alam seperti keindahan pantai, perbukitan, area hutan mangrove, serta keindahan ekosistem bawah lautnya. Namun, masih terdapat berbagai kendala yang menghambat potensi alam Gili Balu, seperti maraknya illegal fishing, terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM), akses pemodalan, serta kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan laut dan pesisirnya.
Karenanya, program kemitraan tersebut akan difokuskan pada beberapa program yakni, pemantauan habitat dan populasi ikan, perlindungan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan kawasan, serta peningkatam pelayanan pemanfaatan kawasan untuk pariwisata dan perikanan berkelanjutan.(NK)
Komentar