Sumbawa Besar, KabarNTB
Dampak kemarau ekstrem mulai terasa, seperti halnya di Desa Brang Kolong Kecamatan Plampang yang mengalami kelangkaan air bersih, lantaran sumber air–sumur dan sungai mengering.
Kepala Desa Brang Kolong, Ahmad yang dihubungi KabarNTB.com mengatakan, ada empat dusun yang mengalami kelangkaan air yakni Dusun Brang Kolong, Dusun Unter Lestari, Dusun Labu Ala dan Dusun Labu Ujung.
“Tak ada air bersih sama sekali. Semuanya mengering. Kami sudah coba gali sumur ditengah sungai sampai belasan meter dalamnya, tak ada hasilnya,” ungkap Ahmad.
Kekeringan yang ekstrem ini sambung Ahmad juga menyebabkan banyak petani bawang merah gagal panen.
Terkait penyebab kelangkaan air didesanya, Ahmad mengatakan selain karena musim kering yang ekstrem juga faktor dikeruknya Bendungan Biara yang selama ini menjadi sumber air bersih dan pertanian.
Karena tak ada sumber air bersih sambung Ahmad, warga harus mengambil air ke desa tetangga, atau membeli air seharga Rp 10 ribu untuk 3 jerigen ukuran 20 liter.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga kata Ahmad, pihaknya telah meminta bantuan suplai air bersih kepada Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa. Namun hingga kini permohonan tersebut belum dapat dipenuhi.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumbawa, Rusdianto AR menyebut telah menerima permohonan bantuan air bersih dari Desa Brang Kolong beserta desa-desa lainnya yang mengalami kelangkaan air bersih.
Untuk memenuhi permohonan bantuan tersebut kata Rusdianto, pihaknya masih menunggu realisasi anggaran yang diperkirakan dalam waktu dekat ini. “Ada 23 desa termasuk Desa Brang Kolong yang mengajukan permohonan bantuan air bersih,” ungkapnya seraya menyebut, terhadap desa yang mengajukan permohonan pihaknya telah melakukan asesment.
“Insya Allah, paling lambat minggu ini anggarannya turun dan kami langsung kirim bantuan ke desa desa yang membutuhkan air bersih,” sebutnya. (IR)
Komentar