2 – 0 untuk ROHMI – FIRIN

 

Rohmi – Firin (Hj Sitti Rohmi Djalillah – HW Musyafirin) memang tangguh. Itu harus disadari, termasuk oleh pasangan calon lain yang berniat maju di Pilkada NTB 27 Nopember mendatang.

Bukan sekedar tangguh dalam konteks elektabilitas yang sejauh ini unggul sesuai hasil survey, tapi juga soal ketahanan menghadapi tekanan dan gempuran dari lawan politik. Pasangan ini juga tangguh dalam kemampuan loby dan meyakinkan partai poltik untuk ikut ambil bagian dalam ikhtiar jalan lurus yang mereka berdua lakukan untuk membuka pintu pengabdian bagi masyarakat NTB.

Paling tidak sejak akhir Mei lalu sampai awal Agustus ini, Rohmi – Firin sudah mencetak kemenangan 2 – 0 atas lawan-lawan poltik mereka. Duet tokoh Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah – Nahdlatul Ulama (NWDI – NU) itu berhasil memporak porandakan skenario menghadang laju mereka sebagai pasangan calon menuju pertarungan di 27 Nopember nanti.

***

Beberapa bulan lalu, sekitar maret – april, HW Musyafirin (Haji Firin) melaksanakan instruksi partai untuk cek ombak. Sebagai kader yang juga menjabat Ketua Badan Pemenangan Pemilu (BAPILU) DPD PDI Perjuangan NTB, sejak akhir 2023, Haji Firin sudah digadang-gadang oleh Partai Banteng untuk diusung di Pilkada NTB. Karena itu Ia diinstruksikan untuk mensosialisasikan diri ke Publik alias cek ombak. Maka terpasanglah baliho di seantero NTB berisi foto dirinya (sendiri) dengan baju hitam berornamen merah, berkopiah, lengkap dengan tagline “Dari Pulau Sumbawa untuk NTB”.

Pada kurun waktu yang sama, di seberang Selat Alas, Hj Sitti Rohmi Djalilah (Ummi Rohmi) berulang kali mendapat masukan dari para tokoh dan desakan dari jamaah NWDI agar kembali maju di Pilkada NTB.

Bukan sebagai calon wakil gubernur seperti 5 tahun sebelumnya, tapi sebagai calon gubernur. Entah apa alasannya, tapi itu berarti Ummi Rohmi harus memilih. Pilih tetap lanjut mendampingi Zulkieflimansyah (Bang Zul – BZ) atau pilih berpisah lalu maju sebagai calon gubernur.

Disisi lain, BZ ternyata masih sangat berharap tetap berpasangan dengan Ummi Rohmi. BZ dan para pendukung mantan Gubernur itu terus menggaungkan Zul – Rohmi Jilid 2. Baliho, spanduk dan alat peraga lainnya terpasang secara masive di seluruh NTB. Saking seriusnya, pendukung BZ bahkan ada yang menulis bahwa Ummi Rohmi takut berpisah dari BZ. Hal itu diperkuat dengan narasi – narasi bahwa Zul – Rohmi ‘sengaja diganggu’ agar tidak berpasangan kembali.

Selanjutnya kita semua tahu, video berjilid – jilid dibuat dan disebar secara masive. Mulai dari video salam dua jari dengan slogan NWDI “Kompak Utuh Bersatu” yang diucapkan bersamaan oleh BZ dan Ummi Rohmi, video BZ maen pimpong (tenis meja) bersama TGH M Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang – TGB) adik kandung Ummi Rohmi yang juga ketua umum PB NWDI, dan berikutnya video BZ bersama TGB di Jakarta. Intinya semua video itu berisi penegasan bahwa Zul – Rohmi tetap berlanjut ke Jilid 2. Sepanjang akhir April hingga menjelang akhir Mei jagad medsos dan media mainstream diramaikan dengan konten terkait video – video itu. Mungkin tujuannya untuk meyakinkan publik dan Ummi Rohmi sendiri, serta jamaah NWDI bahwa melanjutkan Zul – Rohmi ke jilid 2 adalah pilihan yang paling rasional untuk melanjutkan kepemimpinan di NTB.

Tapi video boleh berjilid jilid, sementara kenyataan berbicara lain. Secara faktual video-video itu memang menjadi serangan psikologis cukup berdampak untuk sebagian orang yang menginginkan Ummi Rohmi maju sebagai calon gubernur. Namun tidak ada pengaruh apa-apa terhadap keinginan kuat BZ dan para pendukungnya untuk melanjutkan ke Jilid 2. Zul – Rohmi sudah tak bisa dipertahankan. Mungkin chemistry antara BZ dan Ummi Rohmi sudah tidak ada. Atau mungkin ada alasan lain yang sangat prinsip, wallahualam.

Endingnya kita semua tahu. Ummi Rohmi memilih berpisah dari BZ. Zul – Rohmi Jilid 2 kandas. Pilihan itu diumumkan langsung Ummi Rohmi melalui video pendek yang dishare di akun media sosial pribadinya. 26 Mei lepas magrib video itu tayang dan langsung viral. Rasa penasaran publik akhirnya terjawab.

“Saya memantapkan diri untuk berikhtiar menjadi calon gubernur NTB 2024-2029 berpasangan dengan Bapak Haji Musyafirin, Bupati Sumbawa Barat dua periode,” kata Ummi Rohmi dalam video itu.

Kenapa Haji Firin? Kawan saya yang orang dekat Ummi Rohmi mengatakan, jika Ummi Rohmi memilih menjadi calon Gubernur maka calon wakil yang akan mendampingi harus dari Pulau Sumbawa.

“Sangat penting bahwa kepemimpinan NTB merupakan refresentasi masyarakat dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Bagi Ummi, ini menjadi yang utama. Sedang Haji Firin adalah pilihan pertama, karena saat menjabat wakil gubernur Ummi punya hubungan baik dengan Beliau yang menjabat bupati KSB. Banyak program-program dibawah koordinasi Ummi sebagai wakil gubernur sukses terlaksana di KSB,” beber kawan saya itu.

Saya juga dapat bocoran dari Dia. Ternyata, ketika BZ dan pendukungnya sibuk bekerja agar Zul – Rohmi lanjut ke jilid 2, di Pancor isunya sudah bergeser ke Rohmi – Firin. Uniknya, kedua tokoh itu hanya bertemu dua kali. Pertemuan pertama keduanya langsung sepakat untuk cek ombak dengan memasang baliho dengan foto berdua di seluruh NTB. Maka muncullah baliho Rohmi – Firin lengkap dengan tagline ‘NTB Maju Berdaya Saing”. Dari cek ombak itu, survey membuktikan bahwa elektabilitas Rohmi – Firin langsung melonjak. Karena itu di pertemuan kedua, baik Ummi Rohmi maupun Haji Firin mantap untuk berpasangan sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur.

“Dalam pertemuan kedua, Ummi dan Haji Firin bahkan sepakat tidak akan maju di Pilkada NTB jika tidak berpasangan,” kata kawan saya itu.

1 – 0.

***

Satu minggu terakhir publik harap-harap cemas, ada sebagian yang galau, bahkan ada yang panik menunggu kepastian. Ya kepastian mengenai siapa yang akan diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Pilkada NTB.

Beragam spekulasi bermunculan. Saling serang dan saling klaim antar pendukung pasangan calon di media sosial tak terbendung. Dukungan PKB memang seksi. Satu lembar B1-KWK dari parpol Nahdliyin besutan Muhaimin Iskandar itu disebut akan menjadi penentu Pilkada NTB akan diikuti tiga pasangan calon atau sebaliknya, head to head antara pasangan Zulkieflimansyah – Suhaili (Zul-Uhel) dan Lalu Muhammad Iqbal – Indah Damayanti Putri (Iqbal – Dinda).

Padahal, sebenarnya potensi head to head juga masih jauh. Beberapa parpol yang diklaim sudah mendukung pasangan tertentu juga masih sebatas memberikan rekomendasi atau surat tugas. Artinya masih berpeluang untuk berubah sampai ke menit-menit akhir masa pendaftaran calon ke KPU 29 Agustus nanti. Termasuk Golkar. Hingga Jum’at (2/8) sebagai parpol pemenang Pemilu di NTB, Golkar belum menentukan pasangan mana yang akan diusung. Partai pemilik 10 kursi DPRD itu nampaknya masih memilah milih antara mengusung Zul – Uhel, Iqbal – Dinda, atau malah lebih condong mengusung pasangan lain. Hanya Golkar yang tahu.

Isu head to head sendiri, berembus kencang pasca Iqbal – Dinda bergerak seolah ingin memborong semua parpol. Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTB – parpol pengusung utama Iqbal Dinda, Muazzim Akbar, mengatakan PAN sebagai bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM – koalisi pengusung Prabowo – Gibran di Pilpres) menginginkan hanya dua pasangan calon yang bertarung di Pilgub NTB.

Bagi Iqbal – Dinda dengan elektabilitas paling rendah diantara tiga pasangan calon, head – to head atau (jika memungkinkan) melawan kolom kosong adalah pilihan paling rasional. Jika head to head maka lawan paling mudah adalah Zul – Uhel. Hitung-hitungannya sederhana. Secara psikologis, pemilih di Pulau Lombok yang jumlahnya tiga kali lipat dari pemilih di Pulau Sumbawa tentu akan memilih gubernur daripada wakil gubernur. Artinya pasti akan lebih condong memilih Iqbal sebagai calon gubernur daripada memilih Suhaili yang hanya calon wakil gubernur, kendati mereka sama-sama dari Pulau Lombok.

Sebaliknya jika head to head dengan Rohmi – Firin, hasilnya sudah kelihatan darin hasil survey LSI yang dirilis pekan lalu. Untuk simulasi dua pasangan calon Rohmi – Firin jauh meninggalkan Iqbal – Dinda. Rohmi – Firin di angka 39,6 persen, sementara Iqbal – Dinda hanya di 16,6 persen. Karena itu, sebanyak mungkin parpol mesti diambil agar terbentuk koalisi besar dan menutup ruang Rohmi – Firin masuk gelanggang.

Tapi dalam perjalanannya, KIM ternyata tidak bisa linier hingga ke bawah. Partai Demokrat (bagian dari KIM) tiba-tiba mengalihkan dukungan dari Iqbal – Dinda ke Zul – Uhel. Perpindahan dukungan Demokrat sontak ditanggapi ramai publik NTB. Petinggi Gerindra NTB (salah satu parpol pendukung Iqbal – Dinda) bahkan sempat membuat statemen di media yang meragukan kemampuan Lalu Iqbal meloby parpol.

Usai ditinggal Demokrat Iqbal – Dinda langsung tancap gas. Silaturahmi dengan para petinggi parpol di Jakarta kemudian intens dilakukan. Hasilnya, berselang satu minggu pasca Demokrat hengkang, mereka berhasil ‘merebut’ PPP. Ini tentu sangat mengejutkan. Pasalnya partai Ka’bah itu sebelumnya menguat ke Rohmi – Firin. Bahkan beberapa kali Ketua DPW PPP NTB, Muzihir berstatemen soal itu.

Lepasnya PPP juga berimbas pada munculnya spekulasi bahwa Rohmi – Firin gagal maju ke Pilkada NTB karena tidak memenuhi syarat dukungan partai politik. PDI Perjuangan dan Perindo sebagai pengusung utama pasangan ini hanya mengoleksi 7 kursi DPRD, masih kurang dari 13 kursi yang disyaratkan.

Tetapi calon wakil gubernur, Haji Firin, tidak kalut. Dalam sebuah kesempatan Ia menanggapi santai perihal sikap PPP. “Takdir sedang menempuh jalannya sendiri,” ucapnya.

Dan itu benar. Skenario head to head dibuyarkan oleh PKB. Jum’at, 2 Agustus, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menyerahkan SK kepada Rohmi – Firin sebagai pasangan calon yang akan diusung.

“DPP PKB setelah mendapatkan masukan dari DPW, sekaligus hasil survey dan juga komposisi masyarakat yang ada di NTB, memang Bu Rohmi dan Pak Musyafirin itu yang ideal. Hasil surveynya yang paling tinggi, komposisi masyarakat NU dan NWDI, Lombok dan Sumbawa, pokoknya ideal. Laki-laki perempuan, ideal. Dan DPP memandang ini yang terbaik untuk NTB dan pasti InsyaAllah akan menang di Pilkada nanti,” kata Jazilul Fawaid, kepada wartawan usai menyerahkan SK ke Rohmi – Firin.

2 – 0.

Kepastian sikap PKB tentu menjadi energi besar bagi para pendukung Rohmi – Firin yang sejak awal perjalanan pasangan ini sudah diuji dengan berbagai tantangan berat. Energi itu, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi pendorong bagi Rohmi – Firin untuk mencetak kemenangan 3 – 0 di 27 Nopember nanti.

“Takdir sedang menempuh jalannya sendiri”.(HW Zakariah)

Komentar