KabarNTB, Sumbawa Barat – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sumbawa Barat mengalokasikan sejumlah program di bidang Ekonomi Kreatif yang diyakini akan membawa dampak positif terhadap perekonomian warga lokal.
Kepala Disparpora Kabupaten Sumbawa Barat, Nurdin Rahman SE, melalui Kabid Ekonomi Kreatif, Gita Kriahandayani, megatakan, program tersebut terdiri atas program Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam bentuk melatih keterampilan para pengrajin lokal batik tenun khas Sumbawa Barat.
Tidak tanggung-tanggung, Disparpora menggandeng Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta dalam pelaksanaan program ini.
“Para pengrajin batik lokal diberikan pelatihan dengan pelatih dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Ini merupakan tindak lanjut atas penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Pemda KSB melalui Disparpora dan ISI Surakarta,” terang Gita.
Nantinya, para pengrajin akan dibimbing cara membatik tenun dengan motif kelokalan seperti motif Sarengnyer, Kemang Setange, dan beragam motif lokal lainnya. Program ini rencananya akan melibatkan 20 orang pengrajin lokal.
“Oleh pelatih dari ISI Surakarta nantinya akan melatih 20 pengrajin asal desa Kertasari, Mantar dan lainnya tentang cara atau seni membatik tenun dengan motif khas Sumbawa Barat. Rencana kegiatan pada bulan Oktober atau November 2024 mendatang,” ucapnya.
Pelaksanaan program ini diharapkan akan menjadikan KSB kedepan memiliki brand sendiri yang bisa digunakan sebagai seragam batik sekolah untuk pelajar dari tingkat PAUD/TK, SD sampai SMP di KSB.
“Nantinya, peserta yang sudah mahir batik diharapkan bisa membuat tenun lokal dengan beragam jenis motif yang disesuaikan dengan permintaan. Jika memilih batik tulis tentu harga nya lebih mahal sementara untuk yang bernilai ekonomis cukup batik cap, selain ekonomis juga lebih cepat selesai,” urai Gita.
Sementara program kedua adalah yang tengah digarap Disparpora adalah Program Strategi Branding Kemasan Makanan.
“Untuk program ini, Kami dari Disparpora KSB akan bekerjasama dengan Pusat Riset Tekhnologi Pangan (PRTP) Yogyakarta,” jelas Gita.
Melalui kerjasama tersebut, PRTP Yogyakarta akan melakukan riset makanan lokal seperti Pelopo khususnya, selama ini dikenal sebagai makanan/jajanan basah tetapi lewat riset tersebut lembaga terkait akan mencari upaya agar jajanan tersebut bisa tampil dalam bentuk serbuk/bubuk (Awet,Red).
“Seperti kita ketahui Pelopo itu kan tidak bisa bertahan 24 jam jika diluar kulkas, karena itulah akan diteliti agar jajanan lokal tersebut bisa awet, apakah dalam bentuk serbuk jelly, jika memungkinkan bisa ke luar daerah,” papar Nurdin Rahman.
Program ini merupakan salah satu upaya berinovasi, agar jajanan lokal khas Sumbawa Barat bisa dibawa sebagai oleh oleh dan dipasarkan ke luar daerah.
“Kalau inj sukses, nantinya dibuatkan kemasan sekaligus brand nya,” jelasnya.
Disamping itu Bidang Ekonomi Kreatif – Disparpora KSB juga akan melaksnakan Lomba Tata Hidang Olahan dari Gurita. Dalam hal ini Dinas Parpora akan bekerjasama dengan Ikatan Boga Kabupaten Sumbawa Barat. Lomba tersebut akan melibatkan seluruh desa se Kabupaten Sumbawa Barat.
“Alasan Kami memilih Gurita untuk dijadikan olahan, lantaran masyarakat mayoritas gemar makan gurita. Strategi nya bagaimana mengolah agar gurita bisa di kreasikan dalam bentuk sate, stik gurita dan lainnya,” urainya.
Jika program tersebut berjalan maksimal dalam tahun 2024 dan berkelanjutan, memungkinkan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat.(*)
Komentar