HACHI namanya, seekor kucing hasil kawin silang jenis Anggora dengan kucing kampung. Saudaranya bernama IKO, namun Iko tak berumur panjang. Ia meninggal saat dunia diselimuti virus corona. Namun dia tidak mati karena virus itu. Scabies merengut nyawanya diusia 3 minggu. Tapi ini bukan soal kucing. Ini tentang kesetiaan seekor anjing bernama HACHIKO yang hidup di distrik Shibuya, Jepang tahun 1924.
Kisah kesetiaan Hachiko banyak versinya. Tapi yang paling populer versi holywood berjudul Hachiko, A Dog Story yang dibintangi aktor kenamaan Richard Gere sebagai Profesor Walker. Tadi malam aku nonton film ini untuk kesekian kalinyan—film yang mengharubirukan rasa.
Alkisah disuatu sore bersalju dimusim dingin, sepulang mengajar Profesor Walker menemukan seekor anak anjing diperon Stasiun Shibuya. Karena kasihan, anak anjing yang menggigil karena lapar dan kedinginan itu dibawanya pulang. Dengan penuh kasih, Walker merawatnya dan kemudian memberi nama HACHIKO.
Seiring hari berlalu, Hachiko pun tumbuh remaja. Saban pagi ia mengantar Profesor Walker ke stasiun kereta. Dan berada distasiun itu hingga sore saat Walker balik dari universitas.
Kesetiaan Hachiko mengantar dan menunggu Walker dilakoninya bertahun tahun. Sampai-sampai petugas peron dan penumpang kereta lainnya mengenalnya dengan baik.
Namun naas disuatu hari dimusim panas, sang profesor tak pulang. Rupanya ia meninggal dikampus tempatnya mengajar. Tentu saja Hachiko tak mengetahuinya. Ketika kereta sore tiba, seperti biasa Hachiko menggongong sambil menggoyang goyang ekor pendeknya. Rupanya ia rindu sama tuannya setelah seharian tak ketemu. Tapi diantara ratusan penumpang yang datang, tak nampak wajah Walker. Hachikopun kembali duduk manis disamping tiang peron. Dan ketika kereta berikutnya datang, ia kembali menggongong sambil menggoyang goyang ekor. Hal itu dilakukannya berulang ulang, berhari hari berminggu minggu bahkan bertahun tahun pada setiap kereta yang datang.
Refrensi lain menyebut, Hachiko menunggu Walker di stasiun Shibuya selama sembilan tahun, sembilan bulan, dan lima belas hari. Karena usia sudah renta dan sakit sakitan, Hachiko meninggal di stasiun itu saat badai salju mendera.
Diinisiasi penumpang stasiun Shibuya, kesetiaan Hachiko diabadikan dengan sebuah patung terbuat dari perunggu. Sampai saat ini, patung menggambarkan anjing yang duduk tengah menggonggong itu masih ada disalah satu dari lima pintu stasiun Shibuya. (IR)