Taliwang,KabarNTB – Perusahaan tambak udang PT. Bumi Harapan Jaya (BHJ) memastikan operasional perusahaannya di Poto Tano sejauh ini berjalan normal dan lancar, sejak perusahaan ini mulai beroperasi 1 tahun lalu.
Hanya saja sedikit yang menjadi kendala sejauh ini adalah minimnya pasokan listrik dari PLN, kondisi ini dirasakan sedikit mempengaruhi operasional PT BHJ dalam menikmati hasil yang lebih maksimal.
“ Untuk listrik itu kita kewalahan dengan mesin sendiri, bayangkan saja kita menggunakan BBM non subsidi jadi biaya operasional membengkak disitu, sudah lama kami ajukan permintaan listrik ke PLN sebesar 2 Mega, namun hingga saat ini belum dapat terealisasi,” kata Iman Susila Humas PT. BHJ kepada wartawan, Selasa (26/8).
PT. BHJ adalah perusahaan tambak udang terbesar di Nusa Tenggara Barat, beroperasi kembali di Poto Tano sejak 1 tahun yang lalu setelah diambil alih dari PT. Sekar Abadi Jaya yang dibantu oleh pemerintah setempat.
Sejauh ini PT BHJ terus mengembangkan perluasan areal tambak hingga mencakup seluruh block yang ada sejak ditinggal PT Sekar Abadi Jaya. Saat ini sudah ada 15 petak yang beroperasi dan dari petak tersebut sudah panen sebanyak 2 kali yang menghasilkan 7-8 ton udang jenis Fanami ditiap petak.
Saat ini menurut Iman, kehadiran BHJ telah menampung ratusan karyawan disekitar daerah lingkar tambak, kedepan jumlah tersebut akan terus bertambah seiring perluasan areal tambak yang tengah dalam proses di sejumlah block yang ada, diperkirakan jumlah petak nantinya berjumlah 350 petak, dimana tiap petak akan mempekerjakan 1 orang tenaga kerja.
Selain pekerja di areal tambak, BHJ kedepan akan membutuhkan banyak tenaga kerja seiring dimulainya operasional Coolstorit atau pengepakan udang yang kini tengah dalam proses pembangunan.
“ Coolsterit itu sendiri akan mulai beroperasi manakala jumlah produksi terus meningkat, karena itu kita terus mengejar perluasan areal tambak, untuk itu kami berharap dukungan dari masyarakat tentunya”demikian beber Iman Susila.(Kn-01)
Komentar