11 Kapal Tengker Bawah 140 Ribu Ton Jagung Sumbawa Ke Filipina

 

Sumbawa, KabarNTB –  Hasil pertanian Sumbawa kini bisa diekspor hingga ke luar negeri salah satunya negara tetangga Filipina.Jagung salah satu komoditi pertanian Sumbawa yang diyakini memiliki kwalitas terbaik di Indonesia itu resmi mulai diekspor.

Tercatat ekspor jagung Sumbawa tahun ini mencapai 140.000 ton, diangkut menggunakan sebanyak 11 kapal tangker yang secara bergiliran memuat jagung di Pelabuhan Badas, Sumbawa Besar.

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, secara resmi melepas ekspor jagung Sumbawa, di Pelabuhan Badas, Jum’at (31/07/2015). Menteri, secara langsung mendatangi dan melepas ekspor jagung Sumbawa ke Filipina. Hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada para pelaku usaha dan petani jagung di Sumbawa.

Menurut Menteri Pertanian. minimnya bulan hujan di Sumbawa justeru menjadi berkah bagi para petani setempat. Karena dengan musim kering yang mendominasi Kabupaten Sumbawa justeru petani jagung di Sumbawa berhasil mengekspor komoditas jagung ke pasar luar negeri.

Menteri juga menyinggung jika terus melakukan impor maka harga jagung di pasar dalam negeri akan jatuh. Maka solusinya pemerintah melalui bulog harus membeli jagung dari petani untuk stok nasional. Hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan impor jagung dari luar negeri.

Dalam kesempatan tersebut, Amran Sulaiman, menginstruksikan kepada Bulog agar ikut menyerap jagung dari pertain. Upaya tersebut sebagai bentuk upaya menstabilkan harga di tingkat petani.

“Saya instruksikan Direktur Bulog untuk segera menyerap jagung dari petani,” tegas Menteri Pertanian.

Melimpahnya jagung di pasar lokal, menyebabkan harga komoditi yang satu ini cenderung turun mulai dari Rp 2000 hingga Rp 3000 per kilogram. Bahkan di Kabupaten Sumbawa  sebagai daerah penghasil jagung dengan kualitas ekspor malah di bawah harga Rp 2000 per kilogram.

Di samping menginstruksikan Direktur Bulog, Menteri bahkan mengancam kepala Sub Divre Bulog Sumbawa akan digeser dari jabatannya jika tidak langsung melaksanakan instruksinya. ketegasan Menteri Pertanian disambut gembira oleh para petani yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Menteri meminta kepada para petani, jika harga ekspor hampir sama atau sama dengan harga beli Bulog, maka sebaiknya petani menjual ke Bulog karena Negara telah menyiadakan dananya. Tapi kalau harga beli bulog di bawah harga ekspor maka petani sebaiknya menjual untuk diekspor. (K-K)

Komentar