Mataram, KabarNTB – Pelaksanaan program pembangunan dan peningkatan kemakmuran masyarakat oleh LSM tidak boleh setengah-setengah. Masyarakat harus dilibatkan secara penuh, bukan hanya sebagai pelengkap. Kegiatan harus berjalan terus-menerus serta menyerap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Apalagi di saat ini ketika terjadi pertambahan penduduk miskin sejumlah 0,05% yang pertama kali terjadi di NTB semenjak tahun 2010. Walaupun jumlah ini jauh dibawah rata-rata nasional sebesar 0,26% namun tetap menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Diperlukan kerjasama antar semua pihak untuk menangani hal ini, termasuk peran serta masyarakat dan LSM untuk memajukan daerah kita yang tercinta.
Hal ini diungkapkan oleh Gubernur NTB, Dr. TGH. M Zainul Majdi ketika membuka Pelaksanaan Hibah Pengetahuan Hijau, Proyek Kemakmuran Hijau yang diselenggarakan Millenium Challenge Account – Indonesia (MCA- Indonesia) dan dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Setda Provinsi NTB, Senin, 21 September 2015.
“Di saat seperti ini yang diperlukan adalah penguatan komitmen kita”, ujar Gubernur NTB.
Penguatan komitmen tersebut harus dilaksanakan disegala bidang kehidupan termasuk peran masyarakat, penguatan program pemerintah dan peran swasta termasuk peran LSM melalui program-programnya yang dibuat untuk kemakmuran masyarakat.
“InsyaAllah, proyek Hibah Pengetahuan Hijau akan membantu menurunkan angka kemiskinan dan menghadirkan kemakmuran di daerah yang kita cintai”,ujar orang nomor satu di NTB tersebut.
Hibah Pengetahuan Hijau merupakan program MCA-Indonesia, sebuah LSM kemitraan komprehensif antara Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia. Program tersebut ditujukan untuk mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang rendah karbon serta menjaga lingkungan. Dengan tiga program utama yang dikembangkan antara lain: Program Kemakmuran Hijau, Program Kesehatan dan Gizi berbasis Masyarakat untuk mengurangi stunting dan Program Modernisasi Pengadaan.
Dalam melaksanakan program tersebut, MCA-Indonesia bekerjasama dengan konsorsium yang terdiri dari 7 universitas terkemuka yaitu Institut Pertanian Bogor, Universtitas Hasanuddin, Universitas Jambi, Universitas Mataram, Universitas Nusa Cendana, Universitas Udayana dan Universitas Sriwijaya. Program-program tersebut akan dilaksanakan di empat provinsi yaitu Jambi, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Untuk NTB, program akan difokuskan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara.
Pembukaan Hibah Pengetahuan Hijau dihadiri oleh Prof.Dr. Ir. Mangara Tambunan, perwakilan Akademisi dari Majelis Wali Amanat MCA-Indonesia, Lukas Adhyakso, Direktur Eksekutif untuk program MCA-Indonesia, anggota konsorsium tujuh universitas, pejabat SKPD terkait.
Dalam sambutannya, Prof.Dr.Ir. Mangara Tambunan menjelaskan bahwa program ini bila dikelola dengan baik dan terus dipelihara untuk jangka panjang akan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
“Kalo kita mengelola alam dengan baik, itu akan menjadi benefit bagi bisnis dan masyarakat luas”ujarnya.
Pada kesempatan ini Gubernur NTB menjelaskan bahwa selama ini ada banyak LSM yang datang ke NTB namun tak sedikit yang gagal mencapai tujuan. Ia menegaskan supaya program ini berjalan dengan baik dan dikelola dengan serius.
“Kenapa gagal, karena tidak adanya keberlanjutan dari proyek itu” tegasnya.
Untuk menanggulangi kegagalan di masa depan gubernur memberikan arahan supaya dalam proyek tersebut harus ada pelibatan masyarakat secara maksimal, harus dipastikan betul masyarakat mendapatkan manfaat utama serta pelaksanaan proyek menyerap nilai-nilai masyarakat.
“Harus ada maksimal pelibatan masyarakat, harus dipastikan betul bahwa masyarakat memanfaatkan betul proyek tersebut, proyek yang dilaksanakan disuatu masyarakat sedapat mungkin menyerap nilai-nilai yang tumbuh di masyarakat tersebut”,ujarnya.(*)
Komentar