Mataram, KabarNTB – Trek enduro dari Benang Kelambu, Lombok Tengah, ke Kumbi dan Lingsar di Lombok Barat lalu berakhir di Kota Mataram boleh dibilang rute yang cukup ekstrem dan menantang. Rute ini menuntut kebugaran tubuh, kebulatan tekad, ketangguhan determinasi dan kerjasama tim agar mampu menembusnya.
Sehari selepas memasuki tahun 2016, klub sepeda gunung Lombok Mountain Bike Community (LMBC) Mataram menjajal trek enduro ini. Pagi-pagi sebanyak 13 pesepeda gunung telah berangkat ke Dusun Pemotoh, Desa Aik Berik, Kecamatan Batu Keliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), yang berjarak 30 km dari Kota Mataram. Dari pintu masuk obyek wisata air terjun Benang Kelambu ini, rombongan naik terus dengan dua mobil bak terbuka ke ketinggian sekitar 900 m di atas permukaan laut di titik yang disebut Bukit Gedang di kaki Gunung Rinjani. Pk 09.32 Wita dari titik inilah petualangan bersepeda ekstrem dimulai.
Turunan ini adalah surga bagi pesepeda yang suka rute “downhill” dengan sepeda yang suspensi ganda. Turun dari ketinggian 900 mdpl ke ketinggian 600 mdpl dalam waktu 20 menit dengan kecepatan rata-rata sekitar 40 km per jam di jalanan curam merupakan pengalaman yang menyenangkan namun juga mendebarkan. Dan itu juga terbayarkan setelah tiba di air terjun Benang Kelambu yang indah. Pagi ini belum terlalu dipadati pengunjung sehingga para pesepeda bisa dengan mudah membawa sepedanya ke pelimpahan air terjun untuk sejenak mengambil gambar.
Dari sisi kiri air terjun, para pesepeda menyeberangi jurang yang terjal mengikuti arah air ke sungai di bawahnya. Sepeda harus diturunkan satu per satu secara estafet di tengah aliran dan terjunan air yang cukup deras sampai ke seberang sungai. Namun itu belum akhir cerita. Setelah sepeda terkumpul dan sepatu dikenakan kembali, pesepeda harus memanggul sepedanya masing-masing menaiki tebing seberang setinggi sekitar 15 meter. Sesampai di puncak tebing, sepeda masih harus didorong lagi pada dua tanjakan setinggi sekitar 100 meter. Benar-benar tantangan yang berat.
Rute selanjutnya adalah tanjakan dan turunan datar memasuki hutan dan kebun kopi, lalu perumahan penduduk sebelum kembali menyeberang sungai Aiq Dareq. Sekitar pk 11.30 Wita rombongan istirahat dan mandi di sungai sambil makan siang nasi bungkus. Perjalanan kemudian dilanjutkan selama satu jam menuju Horti Park di Dusun Persil, Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Di sini rombongan rehat sejenak sambil makan nangka sebelum melanjutkan perjalanan ke Hutan Kumbi di Lombok Barat yang terkenal dengan tanjakan Karo Belah dan turunan yang cukup panjang melewati hutan dan jalanan single trek dengan halangan lubang dan dahan pohon. Tepat pukul 15.00 Wita rombongan tiba di Taman Hutan Rakyat Nuraksa di Dusun Kumbi, Desa Lembah Sempage, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.
Pukul 15.15 Wita rombongan melanjutkan perjalanan naik dan turun membelah hutan Sesaot yang terkenal dengan turunan yang panjang single trek dengan rintangan batu-batu kali yang lepas dan lubang-lubang jalan serta dinding jurang yang menuntut kewaspadaan dan ketangguhan pesepeda.
Akhirnya pukul 18.00 Wita rombongan tiba di Mataram dengan selamat walaupun tiga anggota mengalami luka-luka ringan akibat terjatuh, tergores dan teratuk batu. Data dari piranti Garmin Erge 810 yang merekam perjalanan ini menunjukkan total jarak yang ditempuh 48,23 km, kalori yang dibakar 1600, kecepatan rata-rata 13,9 km per jam, kecepatan tertinggi 44,4 km per jam.
“Bersepeda di alam terbuka menjelajahi trek alami berupa jalan setapak yang terbentuk dari jalur-jalur air sembari menikmati keindahan pesona alam Lombok adalah kenikmatan tersendiri bagi pesepeda gunung” Ungkap Sukarno salah satu anggota LMBC yang berprofesi sebagai Perawat. [K-I/LMBC]
Komentar