Proyek Rumah Khusus Labuhan Lalar Abaikan Penggunaan Kayu Dolken

Sumbawa Barat, KabarNTB – Proyek rumah khusus Labuhan Lalar 1 dan 2 yang masing –masing dikerjakan oleh PT. Aneka Jasa Pembangunan dan PT. Java Perkasa ditenggarai mengabaikan sejumlah item dan spek pekerjaan.

Hasil investigasi dan temuan warga setempat bersama sejumlah praktisi LSM menyampaikan, penggunaan kayu dolken atau tiang penyangga bangunan rumah apung ini diduga tidak sesuai , hal ini dikhawatirkan bangunan tersebut nantinya tidak akan bertahan lama.

ksb

“ Mengingat rumah inikan dibangun di daerah pesisir yang tentunya diatas tanah dengan struktur yang labil, maka tiang kayu dolken harus maksimal dipasang,”kata Muslim BJ dari Garda KSB kepada media ini.

Menurut Muslim BJ, berdasarkan pantauan bersama warga setempat, penggunaan Kayu Dolken terkesan main sulap dan kurang dari setengah peruntukkannya. Begitu juga dengan kedalaman tiang pondasi yang seharus ditanam 1 meter setengah namun hanya dipasang 50 cm.

“ Ini tentu sangat tidak sesuai, seharusnya 1 tiang itu dipasang 4 dolken, namun kami melihat ada yang hanya dipasang 1 bahkan ada yang tidak dipasang sama sekali,”tandasnya.

Sedikit temuan tadi menurut Muslim BJ lagi, menggambarkan jika pelaksanaan proyek ini diduga kuat syarat dengan praktek Korupsi, dikatakannya ada banyak hal lain kejanggalan yang ditemukan diantaranya lagi terkait penggunaan dan pemasangan papan kayu untung dinding rumah yang diduga tidak sesuai dan dipasang jarang antara satu dengan yang lainnya.

“ Banyak hal lain yang kami duga syarat penyimpangan kita sedang kumpulkan untuk kemudian nanti kita akan serahkan barang buktinya kepada aparat yang berwajib,” ungkap Muslim BJ yang diamini sejumlah rekannya saat bincang dengan media ini.

Sementara itu, ditempat terpisah Konsultan Pengawas Lapangan proyek ini, Hendri Edi Sabara kepada media ini menepis tudingan tadi, khusus secara tekhnis pemasangan kayu Dolken menurutnya sudah sesuai.

“ Pada tahap pasang dolken air harus digali terlebih dahulu dan harus hilang, namun ketika sudah digali belum tentu langsung dipasang, mungkin ini yang teman teman LSM lihat saat belum dipasang,”katanya.

Ia membantah jika Kayu dolken tidak dipasang semua, menurutnya sudah sesuai jika satu tiang dipasang 4 dolken bahkan ada yang lebih tergantung kondisi tanah. Begitu juga saat pemasangan tiang pondasi, kedalamannya disesuikan dengan kondisi tanah.

Kemudian terkait sisa Kayu Dolken yang masih dijumpai berada dilokasi proyek, menurutnya, bukan berarti tidak dipasang semua dari stock yang ada.

“ Kayu dolken ini kan dipilih mana yang memenuhi criteria itu yang dipasang, jadi kalau ada sisa bukan berarti tidak dipasang semua,”kilahnya.

Mengenai Papan dinding sejumlah rumah yang kelihatan jarang, hal tersebut dipengaruhi keadaan papan yang basah menyebabkan papan menjadi merenggang, kayu basah atau kering menurutnya tidak bisa dicontrol seluruhnya, namun solusi telah dipasang triplek dari dalam yang justru menambah item pekerjaan.

Sementara terkait tuding adanya praktek penyimpangan lainnya, menurut Hendri hal tersebut bukan menjadi bagiannya untuk menjawab.

“ Kita hanya bisa menjelaskan masalah tekhnis sebagai konsultan pengawas lapangan, “ demikian Hendri Edi Sabara.

Untuk diketahui proyek rumah khusus ini adalah proyek APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, terdiri dari dua Paket yakni Paket Labuhan Lalar 1 dan labuhan Lalar 2, pagu masing masing proyek ini yakni Rp. 10,483,414,000, dengan kode paket PU-0907160801 untuk Labuhan Lalar 1.(K-1)

Komentar