UTS Sumbawa Kembali Ganti Rektor

Sumbawa, KabarNTB – Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) kembali merubah rektor, sebelumnya, rektor Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng, menahkodai UTS selama setahun, kini dia ditarik menjadi Direktur Science and Technology Park (STP).

Estapet kepemimpinan di UTS kemudian beralih ke tangan Dr. Andy Tirta, yang notabene orang baru di UTS tapi dianggap mampu membawa UTS tidak kalah dari capaian Dr. Arief Budi Witarto.

Pergantian pucuk kepemimpinan di UTS ditandai upacara serah terima jabatan (Sertijab) di gedung aula UTS, Jum’at (11/03/2016). Sertijab tersebut disaksikan Ketua Dewan Pembina UTS, Dr. Zulkieflimansyah, M.SE.

Di mata Dr. Zulkieflimansyah menerangkan, banyak orang yang bertanya alasan pergantian Rektor tersebut.

“Kenapa diganti. Dalam hidup ini semuanya akan berlalu. Oleh karena itu ia mengatakan bagian apa yang dalam hidup bukan pada lamanya sesuatu tapi buat mata yang jerni dan dalam kehadirannya dengan mata yang mampu membaca persoalan. Ada mata yang hadir puluhan tahun tapi tidak mampu membaca persoalan. Ada mata yang hanya hadir sekejap tapi bisa membaca sesuatu,” papar Zul.

Ia menanggap, Dr. Arief punya mata yang walau hanya sebentar tapi dalam, hingga dalam manajemen mampu melihat gambaran besar kebutuhan UTS ke depan.

“Dr. Arief menurut saya orang yang punya kapasitas melihat gambaran besar. Dengan kehadirannya yang hanya setahun, beliau sudah mampu mendiskripsikan apa yang akan hadir di Olat Maras. Dalam waktu yang sangat singkat pak Arief memahami kebutuhan kita ke depan,” tandas Zul.

Zul mengungapkan, pengalaman Dr Arief dalam mengurus UTS dan STP menjadi alasan untuk mengangkat Dr. Arief menjadi direktur STP dan Centre of Biotek. Diharapkan, mudah-mudahan kehadiran STP di bawah tangan Pak Arief bukan sekedar animasi.

Mengenai kehadiran Rektor baru sambung Dr. Zul,  yang mantan ketua Senat atau Ketua BEM di Universitas Indonesia. Dengan pengalamannya di UI dia dianggap mampu menyelesaikan semua persoalan kecuali kematian.

Oleh karena itu tandas Zul, momentum pergantian sertijab tersebut harus dimaknai sebagai momentum yang biasa-biasa saja. Bukan hal istimewa, bukan berarti anda menjadi Rektor menjadi atasan Dekan dan Dosen lain.

Jadi Rektor bukan hanya duduk di tempat, tapi yang berat menjadi teladan untuk mempercepat dan akselerasi perubahan besar yang akan hadir di UTS. (K-K)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses