Asrama Mahasiswa UTS Resmi Mulai Ditempati

Sumbawa, KabarNTB – Rusunawa asrama mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) secara resmi ditempati. Penempatan asrama tersebut ditandai dengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita oleh Dirjen Penyediaan Perumahan, Kemen PUPR, Syarif Burhanuddin, Jum’at (01/04/2016).

Persemian Rusunawa dengan luas 2032,6 meter persegi tersebut memiliki detail bangunan type 24,4 dengan empat lantai tersebut juga disaksikan oleh Ketua Dewan Pembina UTS—Dr. Zulkieflimansyah, Rektor UTS—Dr. Andi Tirta, Wakil Ketua DPRD Sumbawa—Dr. Arahman Alamudy serta Staf ahli Bupati Sumbawa—Nasiruddin Lambaji.

Usai meresmikan penempatan gedung yang memiliki 50 unit kamar tersebut, Dirjen Penyediaan Perumahan kemudian mengecek salah satu ruang kamar dengan dua tempat tidur tersebut bersama para petinggi UTS.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina UTS—Dr. Zulkieflimansyah, menyampaikan, bahwa Rusunawa bukan sekedar untuk tempat tidur atau tempat tinggal saja, tapi sumber pembelajaran technology for innovation. Jadi seharusnya di Rusunawa tersebut nantinya harus ada interaksi.

Sedangkan Rektor UTS—Dr.Andi Tirta M,Sc, mengatakan, ke depan di Asrama yang dinamai Olat Maras tersebut akan digelar sejumlah program penting bagi mahasiswa penghuninya. Diantaranya pengajian setiap hari Senin, diskusi tokoh pada setiap hari Rabu, belajar bela diri Taekwondo pada Jum’at. Di samping itu juga ada kesenian.

“Jadi tidak hanya olahraga, tapi ada rohani dan spiritnya,” ujar pria yang akrap disapa pak Boy tersebut.

Bagi pak Boy, bahwa orang-orang yang akan masuk di UTS bukan lagi melihat asalnya dari mana, tapi ada akulturasi budaya dan kesamaan visi ke depan. Bahwa berpegangan tangan berangkulan dan berkolaborasi, ada misi yang utama untuk dituntaskan.

“Bahwa 5 tahun lagi Indonesia ada di tangan kita bersama,” ucapnya.

Ia menambahkan, mimpi yang ada 5 tahun yang lalu akhirnya tercipta.  5 tahun yang akan datang akan banyak bangunan di sekitar UTS, iklim riset terbentuk, semangat untuk mendidik terbangun, pengajaran dan lain sebagainya akan ada hidup di sekitar kampus dan asrama.

“Kami yakin dan kami bertekad, banyak orang ke sini bawa nyali dan semangat dan itu tidak akan habis,” simpulnya.

Di mata Dirjen Penyediaan Peruhaman, Syarif Burhanuddin, bahwa gedung asrama UTS tersebut belum sepenuhnya dimiliki UTS karena beberapa syarat yang harus segera diproses kelengkapannya. Diantaranya ijin mendirikan bangunan (IMB), jika dokumen tersebut telah ada, maka akan diproses untuk kepemilikan asset UTS.

“Penyerahan asset tergantung dari UTS, semakin cepat dilengkapi maka semakin cepat penyerahannya dilakukan, jadi tidak ada masalah,” kata Dirjen Penyediaan Perumahan.

Menurutnya, anggaran gedung ini tidak di atas 100 miliar, kalau di atas 100 miliar maka harus persetujuan DPR dulu untuk penyerahan asset, tapi gedung ini tidak dan jauh lebih mudah.

Namun begitu, Syarif Burhanuddin mengaku belum puas dengan model seperti ini. Masih banyak di matanya yang dianggap belum kena betul.  Karena ada tiga aspek yang harus mendominasi di dalam gedung.

Pertama dari sisi kekohan struktur, kadang-kadang itu menjadi dominan. Kedua dari sisi estetika,  di gedung asrama tersebut dianggap aspek estetikanya belum menarik dan masih butuh pengembangan, tapi diyakinianti setelah asetnya diserahkan akan makin banyak variasi dan lingkungannya.

Tidak hanya itu, Syarif Burhanuddin menambahkan, keharusan adanya fasilitas pendukung. Seperti harus ada ruang bermain dan jangan semua di dalam gedung mendominasi. Harus ada ruang terbuka di luar, dan lingkungan sekitar gedung juga harus menjadi bagian dari gedung.

Kalau fasilitas dasar sudah terpenuhi kata Syarif, maka sudah dapat dihuni. Kondisi tersebut berbeda dengan tahun 2014, yang mana setiap membangun gedung tidak dilengkapi dengan fasilitas yang ada seperti ini, tapi pemerintah pusat kita selalu sharing dengan pemerintah daerah.

“Jadi universitas menyediakan air, listrik, meubler dan lainnya, sekarang tidak karena kita siapkan semua. Sehingga konsepnya siap huni bukan lagi siap gedung. Sehingga nanti mahasiswa kalau sewaktu-waktu ada pekerjaan melalui kerja bakti menanam pohon sehingga ke depan akan lebih bagus,” tambahnya.

Menurutnya, jika melihat kebutuhan maka di Indonesia ini banyak sekali membutuhkan seperti Rusunawa seperti ini. Di Sumbawa juga banyak Universitas yang membutuhkan, jadi pihaknya akan memaksimalkan dana yang terbatas untuk kebutuhan yang ada untuk membangun Rusunawa bagi mahasiswa.

Bagi Dirjen Penyediaan Perumahan, Rusunawa UTS sudah memenuhi standar. Tentang keindahannya, akan dibenahi secara bertahap.

Di mata Pemda Sumbawa, pembangunan Rusunawa asrama mahasiswa  UTS tentu membawa efek positif bagi perkembangan dunia pendidikan di daerah ini. Di mana nantinya di dalam lingkungan Rusunawa ini, ada keragaman identitas, keberhasamaan dan juga pembentukan karakter.

“Rusunawa asrama ini tidak sekedar menjadi tempat tinggal semata, tetapi di sana tercermin kerragaman identitas yang menunjukan bahwa penghuni berasal dari berbagai latar baik daerah, suku, hingga kebiasaan individual, di mana mampu menumbuhkan jiwa toleran dan kebersamaan dalam membangun bangsa kelak,” papar Staf Ahli Bupati Sumbawa, Nasiruddin Lambaji ketika membaca sambutan tertulis Bupati Sumbawa.

Tidak hanya itu, di mata Pemda Sumbawa, asrama bagai mozaik bangsa yang tentu sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa kepemimpinan para penghuninya.

Adanya rusunawa mahasiswa yang dibangun di kampus UTS ini selain sebagai fasilitas tempat tinggal yang layak dan dekat dengan lingkungan kampus khususnya bagi mahasiswa tahun pertama, juga bisa menjadi wahana vertical. Dengan tinggal di Rusunawa mahasiswa dapat melalui masa transisi perkembangan hidup dengan mengenal sosio budaya perguruan tinggi dan masyarakat kampus.

Pemda Sumbawa berharap pihak kampus dapat mengelola Rusunawa asrama mahasiswa ini dengan baik sehingga kenyamanan dapat dirasakan oleh para mahasiswa, dan kepada mahasiswa yang akan menghuni rusunawa nantinya agar dapat turut serta merawat bangunan ini dengan tidak mencoret maupun merusak property yang ada.

Karena bangunan tersebut merupakan milik kita bersama sehingga sudah sepantasnya kita saling menjaga dan merawatnya dengan baik. Diharapkan, Perguruan Tinggi lain yang ada di Sumbawa dapat juga memperoleh program pembangunan Rusunawa asrama mahasiswa. (K-K)

Komentar