Mantar Terus Berbenah Songsong Kejuaraan Dunia XC Open 2017

KabarNTB, Sumbawa Barat – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumbawa Barat, terus melakukan berbagai persiapan menyongsong kedatangan tim survey dari Asian Continental Paragliding Association (ACPA) dan Federasi Aerosport Indonesia (FAI) ke Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano pada 10 Mei 2017 nanti.

Kedatangan tim survey itu untuk meninjau lokasi sekaligus melihat kesiapan desa budaya Mantar sebagai tuan rumah kejuaraan paralayang internasional, Mantar Paragliding XC Open 2017 yang akan dihelat pada Tanggal 18 – 24 Juli 2017 mendatang.

“Survey ini merupakan survey lanjutan oleh Tim dari ACPA, setelah sebelumnya pada februari lalu wakil presiden ACPA telah datang langsung melihat kondisi Mantar dan melakukan pemetaan awal mengenai rencana kegiatan,” jelas Ketua KONI KSB, Deden Zaedul Bahri, kepada KabarNTB, Kamis 27 April 2017.

Pesona paralaang dari puncak Mantar (foto: Adi Hendrayadi)

Untuk diketahui, XC Paragliding merupakan kejuaraan dunia yang selalu diikuti oleh atlet-atlet kelas dunia, sehingga site (lokasi) yang dipilih untuk penyelenggaraannya-pun harus berkelas dunia. Menurut Deden site Mantar merupakan salah satu site yang sangat mendukung dari segi lokasi, view dan kualitas angin.

“Di Indonesia site paralayang yang bisa digunakan untuk kejuaraan XC hanya ada di Palu, Wonogiri dan Mantar. Tahun lalu kejuaraan XC ini dilaksanakan di Palu,” sebutnya.

Survey yang akan dilaksanakan ACPA nanti, akan meliputi kondisi cuaca, kondisi angin termasuk kesiapan fasilitas penunjang di Mantar. KONI, kata Deden, juga intens berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah KSB, dan pihak-pihak terkait lainnya seperti kesehatan, Basarnas, Orari, Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata untuk memback up pelaksanaan event yang rencananya akan diikuti ratusan pilot paralayang dari seluruh dunia itu.

“Kami juga berharap agar Pemda memperbaiki jalan akses menuju Mantar dan jalan dari lokasi pendaratan di Segena menuju landasan di Puncak Mantar yang sekarang masih pengerasan. Keberadaan jalan ini penting untuk mempersingkat waktu para pilot kembali ke landasan dari lokasi mendarat,” jelasnya.

Sebagai tuan rumah, KSB, sambungnya, mengharapkan event tersebut dan kehadiran ratusan pilot asing dari seluruh dunia akan menjadi momentum untuk mempromosikan Mantar sebagai site paralayang kelas dunia.
“Kita berharap mereka bisa membantu mempublikasikan Mantar sebagai site paralayang dan juga potensi wisata lain yang ada di KSB. Dengan demikian kedepan kita berharap akan terjadi arus kunjungan wisata yang lebih baik ke daerah ini,” bebernya.

Jika event XC ini sukses, Deden menyatakan Mantar akan dijadikan lokasi penyelenggaraan kejuaraan lebih bergengsi tahun 2018 mendatang, yaitu Pre PWC (Pre Paragliding World Cup) yang merupakan kejuaraan pra kejuaraan dunia paralayang. Setelah itu menyusul PWC (Paragliding World Cup).

“Dukungan semua pihak, tentu sangat kita harapkan agar event ini sukses dan tujuan utama menjadikan Mantar sebagai destinasi wisata kelas dunia bisa diwujudkan,” demikian Deden.(EZ)

Komentar