KabarNTB, Mataram – Gubernur Nusa Tenggara Barat, (NTB) TGH M Zainul Majdi, meminta kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB untuk memastikan stabilitas ketersediaan bahan pangan dan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat selama Bulan Ramadhan tetap terjaga dengan baik.
Ia meminta seluruh jajaranya konsen mencegah kemungkinan terjadinya praktek-praktek penimbunan yang menimbulkan kerugian dan gejolak pasar.
Sedangkan kepada seluruh masyarakat, Gubernur mangajak untuk terus meningkatkan persatuan dan kesatuan serta tetap menjaga semangat torelansi beragama yang telah terjalin sangat baik selama ini.
Disamping itu, Gubernur yang akrab disapa TGB ini juga mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing dengan isu-isu negatif, tidak mudah percaya dengan berita berita bohong (hoax dan fitnah ) di Medsos, serta mewaspadai masuknya pengaruh dari paham radikalisme.
“Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersamaan dan memperkuat wawasan kebangsaan, termasuk memperkuat pendidikan agama masing-masin,” ujarnya , saat menerima kunjungan Kepala Badan Intelejen Daerah (Kabinda) NTB, H. Tarwo Kusnarno, S.E., M.Si., didampingi Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Drs. H. Lalu Safi’i, di Pendopo Gubernur NTB, Kamis 8 Juni 2017.
Kunjungan Kabinda kepada Gubernur NTB tersebut dimaksudkan untuk silaturrahim sekaligus melaporkan perkembangan isu-isu NTB terkini yang perlu mendapat perhatian semua pihak, khususnya dari pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota se- NTB.
Pada saat itu Kabinda menyampaikan himbauan kepada pemerintah daerah dan pihak pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah antisipatif terkait dengan stabilitas harga pangan selama Bulan Ramadhan serta isu-isu yang terkait dengan radikalisme.
Dalam rangka mengeleminir perkembangan isu-isu radikalisme tersebut, Kabinda menghimbau untuk lebih memperhatikan dan memberdayakan lembaga-lembaga pendidikan.
“Terutama untuk mengeliminir masuknya ajaran-ajaran menyimpang, yang melahirkan isu-isu radikalisme, penguatan Pendidikan perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Gubernur menyambut baik hal itu. Sementara khusus sebagai upaya mengawal keberhasilan Program NTB Bumi Sejuta Sapi (BSS), Gubernur meminta masyarakat agar tidak melakukan pemotongan terhadap sapi betina produktif. Sebab hal itu akan dapat menimbulkan stagnasi populasi sapi, karena induk-induk produktif yang diharapkan dapat menjaga kesinambungan pembiakan sapi, akan tergerus oleh pemotongan untuk daging konsumsi.
“Semua pihak terkait agar menghindari pemotongan sapi betina produktif, dan pemotongan boleh dilakukan untuk sapi betina yang tidak produktif saja,” himbaunya.(Bi)
Komentar