Munas IV JSIT : Tunjukkan Kepada Dunia bahwa Islam Agama Rahmatan Lil’alamin

KabarNTB, Mataram – Meski mayoritas penduduk NTB adalah beragama Islam, didukung beragamnya suku, yaitu Sasak, Samawa, Mbojo dan etnis lainnya, namun rasa kebangsaan dan tingkat toleransi beragama di NTB sangatlah tinggi. Disatu sisi, di NTB sudah banyak sekolah-sekolah yang menerapkan konsep pendidikan berbasis Islami.

“Mari Kita tunjukkan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin,” ajak Wakil Gubernur NTB HM Amin, saat membuka Munas IV Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia dengan Tema “Bersinergi Membangun Bangsa Melalui Pendidikan yang bermutu Religius dan Berdaya Saing Global” di Mataram, Jum’at 28 juli 2017.

Wagub menegaskan keberagaman dan nilai-nilai luhur harus terus tetap dijaga dan dipelihara dengan baik. Ia berharap Sekolah Islam Terpadu (SIT) dapat memberikan pendidikan islam yang baik kepada siswanya sekaligus menangkal paham-paham radikal.

Karenanya, Wagub mengapresiasi langkah panitia penyelenggara yang memilih NTB sebagai lokasi dan tuan rumah acara munas  SIT tahun ini.  Terlebih saat ini, Provinsi NTB  bersama seluruh stakeholder terkait, sedang fokus pada pengembangan  wisata halal dan  wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Ia berharap event seperti ini akan dapat memberi efek positif pada citra NTB sebagai distinasi Wisata  halal  terbaik dunia.

Wagub NTB, HM Amin saat membuka Munas IV JSIT di Mataram, Jum’at (28/7)

“Terlebih  selama dua tahun berturut-turut NTB telah berhasil meraih penghargaan the Best Halal Tourism dan Best Halal Honeymoon Destination. Jadi, bapak ibu tidak perlu ragu untuk mengadakan pertemuan berskala nasional di tempat kami,” ucapnya.

Hadir pula saat  itu, Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda bersama Wakil Ketua DPRD, H. Abdul Hadi, Rektor Yala Islamic University Thailand, Prof Ismail Luthfi Chapakiya, Ketua Majelis Persatuan Pendidikan Islam Malaysia Prof Khodori, dan Vice Principle of Attaqwa Islamic College Australia Muhammad Hallak, Med.

Senada dengan Wagub, Ketua Umum JSIT Indonesia H Sukro Muhab, mengatakan jumlah Sekolah Islam Terpadu (SIT) semakin meningkat setiap tahunnya. Ketika Munas pertama kali diadakan pada tahun 2003, anggota SIT yang terdaftar  baru berjumlah 126 sekolah.

Namun pada tahun 2006 meningkat menjadi  387 sekolah, dan terus mengalami laju pertumbuhan signifikan yakni tahun 2009 menjadi 874 sekolah, tahun 2013  berjumlah 1.984  dan hingga pada Munas ke-4 tahun 2017, total anggota  SIT yang terdaftar berjumlah 2.462 sekolah.

“Ini menunjukkan SIT terus dipercaya oleh masyarakat dalam menghadirkan pendidikan islam,” ujarnya.

Sukro juga mengajak seluruh organisasi dan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan untuk sama-sama bergandengan tangan dalam menangkal arus globalisasi yang menyebabkan ketimpangan moral dan kerusakan mental para generasi muda.

Terkait radikalisme yang sering melekat pada sekolah Islam, Ia mengatakan SIT bekerja sama dengan MPR RI dan DPR RI untuk mengadakan sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Ini menunjukkan bahwa sekolah Islam tidak anti Pancasila dan anti NKRI.

“Bagi kami, NKRI adalah harga mati yang harus dipelihara dan dijaga,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia L. Muhammad Alfian, mengatakan Munas ke-4 ini diikuti oleh 1.500 orang dari seluruh Indonesia dan akan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 27-30 Juli 2017. Munas akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti Talkshow, Seminar, dan dialog kebangsaan.

Ia juga menyampaikan pemilihan Lombok sebagai lokasi Munas karena lombok adalah destinasi wisata halal.

Serangkaian kegiatan, Wagub beserta Ketua Umum JSIT menyerahkan penghargaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Terpadu Guru SIT oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. (Yus)

Komentar