KabarNTB, Sumbawa – Festival Samba yang diagendakan setiap tahun di Kecamatan Plampang, Sumbawa, NTB, menjadi ikhtiar bersama dalam membina dan melestarikan budaya daerah, di tengah derasnya arus globalisasi.
“Pelestarian budaya leluhur penting untuk memperkokoh identitas kita sebagai Tau Samawa,” ujar Kepala Bappeda Sumbawa Iskandar DM.Ec.Dev yang mewakili bupati pada pembukaan festival Samba, Senin 7 Agustus 2017.
Pemerintah, kata Iskandar, menyadari bahwa krisis identitas telah menyebabkan sebagian besar generasi muda mudah mengekor kepada budaya asing yang menyebabkan kita kehilangan martabat dan kharisma sebagai masyarakat yang beradab, keunikan dan nilai-nilai kearifan lokal.
“Saat ini kita bisa melihat sendiri bagaimana nilai-nilai luhur yang ada dalam budaya kita mulai luntur. Pola pikir masyarakat banyak dipengaruhi oleh budaya asing yang kadang tidak sejalan dengan kultur budaya kita, contohnya sifat individualis (mementingkan diri sendiri), hedonis (keduniawian), dan liberal (kebebasan). Itu juga terlihat dari prilaku masyarakat kita yang sudah mulai kehilangan nilai kearifan lokal, seperti semangat saling beri, saling pedi, saling satingi, ke saling satotang,” imbuhnya.
Festival Samba diharapkan dapat mengingatkan masyarakat Sumbawa untuk secara bersama-sama memelihara dan mempertahankan jati diri sebagai Tau Samawa.
“Salah satu di antaranya adalah dengan menanamkan rasa bangga terhadap kesenian daerah yang merupakan bagian dari budaya bangsa dan melestarikan warisan budaya leluhur Tau Samawa sehingga dapat menjadi bagian dari upaya untuk membawa daerah ini menjadi Sumbawa yang hebat dan bermartabat,” pungkas Iskandar.(JK)
Komentar