KabarNTB, Sumbawa – Sebanyak 370 jiwa korban banjir di Kabupaten Sumbawa mendapat jatah hidup (Jadup) dari Kementerian Sosial RI. Dari 370 jiwa tersebut Kementerian Sosial mengelontorkan dana sebesar Rp.337 Juta, dan masing-masing korban mendapat Rp 900 Ribu untuk tiga bulan kedepan.
Bantuan jadup ini dibawa langsung dan diserahkan secara simbolis oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Adhy Karyono AKS, kepada Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah di Kantor Bupati Sumbawa, minggu 9 September 2017..
Selain menyerahkan Jadup, Kemensos juga menyerahkan bantuan 229 paket sandang senilai Rp 52,6 juta, bantuan 1 unit mobil Dapur Umum Lapangan seharga Rp 465,6 juta dan 1 unit sepeda motor trail seharga Rp 30.427.100.
Khusus dua kendaraan operasional ini diberikan kepada Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Sumbawa guna mendukung pelaksanaan tugas di lapangan dalam upaya penanganan bencana alam maupun bencana sosial.
Total jmlah total bantuan yang kami disalurkan Kemensos untuk Kabupaten Sumbawa mencapai Rp 881.790.100.
Wakil Bupati Sumbawa, H Mahmud Abdullah, menyatakan, bantuan yang diserahkan tersebut sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah terhadap bencana yang menimpa masyarakat Kabupaten Sumbawa belum lama ini.
Dengan adanya bantuan ini, Ia berharap dapat meringankan beban dan membantu masyarakat agar kembali pulih dari dampak bencana yang menimpa daerah ini bulan maret lalu.
“Kami akan terus berikhtiar untuk melakukan berbagai upaya perbaikan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Salah satunya adalah penyerahan bantuan jaminan hidup kepada para korban banjir,” ungkap Wabup.
Sementara Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI, Adhy Karyono AKS, mengatakan, bahwa tidak seorang pun yang menginginkan tertimpa bencana, dan tidak ada siapapun yang mengetahui kapan dan dimana bencana itu akan terjadi. Bencana yang datang secara tiba-tiba tentu membuat Pemda Sumbawa saat itu tidak siap.
Karena itu Kemensos melalui unsurnya di daerah termasuk TAGANA telah melakukan berbagai upaya mulai masa tanggap darurat untuk memastikan bahwa tidak ada korban banjir yang tidak makan. Pada masa itu juga, Kemensos menyerahkan bantuan peralatan kebersihan agar akses ke titik bencana maupun rumah korban banjir dapat tertangani.
Dan masa rekonstruksi saat ini, Kemensos menyerahkan bantuan jatah hidup (jadup) bagi 370 jiwa. Bantuan ini sedikit tambahan dalam meringankan beban masyarakat yang tertimpa bencana agar bisa pulih dan kembali hidup normal.
Selain itu pihaknya akan memberikan bantuan stimulan berupa bahan bangunan. Ketika rumah sudah terbangun dan direhab, Kemensos akan kembali datang memberikan bantuan kepada korban banjir Rp 3 juta untuk pembelian perabotan rumah tangga.
Ia juga mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia termasuk juga Sumbawa adalah daerah rawan bencana. Kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat sangat penting mengingat cuaca yang tidak menentu.
Menurut infomasi BMKG, cuaca normal dan mulai memasuki musim kemarau. Tapi kenyataannya pada Agustus–September ternyata masih ada hujan di beberapa daerah yang menyebabkan terjadinya banjir seperti Jakarta, Kalimantan Timur, Kalsel, Sumbar, Gorontalo, Sulsel dan Sulteng.
Meski dominan factor alam, namun ini juga terjadi akibat ulah manusia. Penebangan pohon secara liar, dan kerusakan hutan yang terjadi secara masif menjadi penyebab bencana tersebut seperti Sumbawa dan Bima, di antaranya.
Karenanya ini menjadi tanggung jawab bersama. Dan masyarakat wajib ikut serta dalam peannggulangan bencana. Untuk melibatkan partisipasi masyarakat ini, Kemensos memiliki program Kampung Siaga Bencana. Dimana Masyarakat ikut berperan aktif karena orang pertama yang merasakan resiko dari dampak bencana itu.
“Jadi program kampung siaga bencana adalah salah satu upaya mitigasi untuk meminimalisir dampak dari resiko bencana ini,” jelasnya.(JK)
Komentar